Penjahat Siber Menargetkan Pengguna Telegram, Mencuri Toncoin

Dythia Novianty Suara.Com
Minggu, 28 April 2024 | 13:30 WIB
Penjahat Siber Menargetkan Pengguna Telegram, Mencuri Toncoin
Ilustrasi Telegram. (pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Para penjahat siber mencoba mencuri Toncoin (TON) dari pengguna Telegram di seluruh dunia menggunakan skema sangat terukur yang melibatkan penguat (boosters) aset kripto dan referensi teman.

Peneliti Kaspersky mengungkap bahwa skema ini telah beroperasi setidaknya sejak November 2023.

Kemunculannya di tengah popularitas TON dan Telegram menjadikannya sangat berbahaya.

Baca  Juga: Ransomware Ini Bisa Meniru Identitas Karyawan dan Menyebarnya

Korban dari seluruh penjuru dunia telah menjadi sasaran para penipu.

Pelaku ancaman merancang skema rujukan yang memikat pengguna Telegram yang tidak menaruh curiga.

Target potensial akan menerima tautan untuk berpartisipasi dalam “program penghasilan eksklusif” dari seseorang di daftar kontak mereka.

Ilustrasi Hacker (Pexels/Mikhail Nilov)
Ilustrasi Hacker (Pexels/Mikhail Nilov)

Para penipu memulai dengan mendorong korban untuk bergabung dengan bot Telegram tidak resmi, yang konon dirancang untuk menyimpan aset kripto, dan menghubungkannya ke dompet yang sah.

Pada saat yang sama, penipu menginstruksikan calon korban untuk membeli Toncoin melalui saluran resmi seperti bot Telegram resmi, pasar P2P, atau bursa aset kripto, yang mungkin membuat mereka merasa aman.

Baca Juga: Cara Menyembunyikan Chat Telegram Tanpa Menghapusnya

Selanjutnya, korban diminta untuk melakukan pembelian booster menggunakan bot terpisah.
Penjahat siber mengklaim bahwa pengguna harus menyelesaikan tindakan ini untuk mulai mendapatkan penghasilan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI