Suara.com - Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Budi Arie Setiadi menanggapi soal game battle royale yang viral dikeluhkan di media sosial. Game itu dianggap berdampak buruk pada anak-anak karena mengandung unsur kekerasan.
Narasi ini disebarkan oleh akun Twitter atau X @txtdarigajelas. Video itu menampilkan fenomena anak-anak yang bermain game berisi kekerasan.
"Yang lagi rame ni... utk para ortu, coba lebih waspada dan awasin lagi anak2nya pas main game yaa," tulis akun tersebut, dikutip Selasa (23/4/2024).
Menkominfo menganggap kalau game battle royale sama kasus dengan film. Keduanya sama-sama memiliki rating atau klasifikasi berdasarkan usia.
Baca Juga: Selangkah Lagi Satelit Starlink Elon Musk Bisa Jualan Internet di Indonesia
"Ya sama seperti konten-konten, harus ada rating-nya kan. Film kan ada ratingnya. Semua umur, 13, 17 (tahun), game juga begitu. Game kan harus ada rating-nya juga," katanya saat ditemui di Hotel Pullman Jakarta Pusat, Selasa (23/4/2024).
Ia menilai konten kompilasi kelakuan anak-anak cenderung melakukan kekerasan ini adalah salah satu dampak negatif dari game. Budi Arie pun bakal menertibkan ruang digital yang ada di Indonesia.
"Kalau memang perlu kita blokir, kita blokir," lanjut dia.
Ia tak menampik kalau game battle royale bisa saja diblokir di Indonesia. Sebab itu adalah salah satu bentuk dampak dari kemajuan digitalisasi dan komunikasi di ruang digital.
"Ada potensi (blokir). Gini loh, kemajuan digitalisasi, kemajuan komunikasi di ruang digital ini pasti membawa dampak positif. Tapi pasti ada sisa-sisa, excess (perbuatan yang berlebihan). Di mana pun kemajuan pasti ada excess-nya. Kita setuju, kita antisipasi excess-excess," beber dia.
Baca Juga: Viral Pengendara Kabur dari Pelaku Diduga Begal di Pekanbaru, Publik Soroti Sopirnya
Selain dari pemerintah, Budi Arie juga menegaskan bahwa perilaku anak-anak itu bisa diminimalisir lewat peran orang tua. Ia meminta para ortu untuk tidak membiarkan anak-anak menikmati konten yang tidak sesuai usianya.
"Orang tua juga jangan membiarkan menonton konten yang tidak semestinya," kata Budi.
"Masa kami larang semua film, enggak gitu kan? Jadi kami menganjurkan kebijakan orang tua atau pemirsa terhadap konten-konten yang bukan buat anak-anak," lugasnya.