Suara.com - Samsung mengumumkan kebijakan enam hari kerja untuk para petinggi perusahaan demi mengatasi krisis bisnis yang sedang berlangsung. Kebijakan ini berlaku untuk semua bos yang ada di seluruh cabang perusahaan.
Kebijakan baru ini muncul berkat laporan keuangan Samsung yang dinilai mengecewakan tahun lalu. Faktor lainnya yakni karena faktor ekonomi global seperti kenaikan biaya pinjaman, melonjaknya harga minyak, hingga depresiasi mata uang Korea.
“Mengingat kinerja unit-unit utama kami, termasuk Samsung Electronics Co, jauh di bawah ekspektasi pada tahun 2023, kami memperkenalkan kerja enam hari seminggu bagi para eksekutif untuk memberikan kesadaran akan krisis dan melakukan upaya maksimal dalam mengatasi krisis ini," kata seorang petinggi Samsung, dikutip dari The Verge, Senin (22/4/2024).
Selain itu, Samsung tengah menghadapi persaingan dalam produksi chip memori bandwidth tinggi yang diperlukan untuk teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).
Baca Juga: Susul 2 Varian Sebelumnya, Samsung Galaxy F15 Hadirkan RAM 8 GB
Salah satu pesaingnya adalah SK Hynix, perusahaan chip semikonduktor yang juga dari Korea Selatan.
Selama lebih dari satu dekade, Samsung mengalami tahun finansial terburuk. Namun perusahaan asal Korea Selatan itu mengisyaratkan keuntungan pertamanya dalam lima kuartal terakhir setelah meningkatnya permintaan chip.
Sementara itu para eksekutif dari divisi lain di bisnis Samsung sudah bekerja enam hari seminggu secara sukarela sejak awal tahun 2024 ini. Unit bisnis lain seperti Samsung Electronics, Samsung SDI, dan Samsung SDS kini bakal bekerja enam hari lebih panjang.
Untungnya, karyawan Samsung yang berada di bawah level eksekutif tidak mendapatkan kebijakan kerja enam hari seminggu.
Baca Juga: Samsung Galaxy Z Flip 6 Muncul di Geekbench, Bawa Performa Kencang