Riset: Konsumen Mulai Ogah Gunakan Kemasan Plastik untuk Makanan dan Minuman

Dicky Prastya Suara.Com
Minggu, 21 April 2024 | 09:39 WIB
Riset: Konsumen Mulai Ogah Gunakan Kemasan Plastik untuk Makanan dan Minuman
Ilustrasi sampah plastik. Foto: Sejumlah warga melintas di dekat sampah-sampah plastik di pesisir Teluk Youtefa, Jayapura, Papua, Sabtu (23/7/2022). ANTARA FOTO/Gusti Tanati
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Survei dari Tetra Pak mengungkapkan kalau saat ini banyak konsumen yang mulai ogah menggunakan kemasan plastik untuk makanan dan minuman. Hal ini pun mendorong banyak perusahaan untuk mengurangi sampah plastik demi keberlanjutan lingkungan.

Riset Tetra Pak menunjukkan, lebih dari 50 persen perusahaan yang disurvei mengatakan bahwa konsumen menjadi salah satu faktor upaya mereka dalam menerapkan praktik bisnis berkelanjutan.

Hal ini sejalan dengan studi konsumen yang berkaitan dengan kemasan yang sebelumnya telah dilakukan oleh Tetra Pak. Tiga dari empat responden cenderung melakukan pembelian suatu produk apabila merek tersebut pernah membahas membicarakan suatu topik yang berkaitan dengan lingkungan.

Sementara itu, sekitar 42 persen konsumen menyatakan perubahan harga eceran menjadi lebih tinggi dapat diterima dengan syarat kemasan itu mendorong keberlanjutan dan memiliki bukti nyata demi mengurangi dampak lingkungan.  

Baca Juga: Riset Ungkap Alasan Orang Lebih Senang Belanja Online: Lebih Praktis dan Mudah Bandingkan Harga

Berdasarkan survei, 77 persen perusahaan juga menyatakan kesiapan mereka akan biaya yang ditimbulkan dalam implementasi solusi manufaktur dan pengolahan berkelanjutan, di tengah tantangan makro ekonomi yang dihadapi.

Hal ini sejalan dengan hasil penyelenggaraan konferensi perubahan iklim COP28 yang diadakan beberapa waktu lalu di Dubai, di mana pelaku bisnis memiliki komitmen dalam penerapan bisnis berkelanjutan.

Sustainability Director for ASEAN Tetra Pak, Terrynz Tan, mengatakan, praktik dekarbonisasi sistem pangan ini diperkirakan akan meningkat hingga 10 persen dalam lima tahun mendatang, atau menjadi sekitar 59 persen.

Saat ditanya bagaimana perusahaan pengemasan dapat berkontribusi, 65 persen perusahaan menyebutkan pentingnya inovasi maupun upaya bersama dalam mengatasi perubahan iklim.

“Hasil penelitian tersebut menegaskan pergeseran peran konsumen atau pelanggan yang berkaitan dengan lingkungan. Konsumen sekarang ini menginginkan merek makanan atau minuman yang memberikan dampak positif terhadap lingkungan," katanya dalam siaran pers, Minggu (21/4/2024).

Baca Juga: Kepuasan Publik kepada Jokowi Malah Naik Setelah Pemilu, LSI Sebut Dua Faktor Ini

Menurutnya, kemasan yang berkelanjutan tidak hanya tentang menjadi ramah lingkungan, namun sebuah kesempatan bagi produsen untuk terkoneksi dengan pelanggan secara bermakna.

Dengan memilih bahan yang dapat diperbarui, sebuah merek memiliki keunggulan dan bisa menarik konsumen dengan kesadaran lingkungan yang sama.

"Di Tetra Pak, kami bersemangat untuk menciptakan kemasan produk yang mendukung berkelanjutan. Ini bukan hanya tentang bisnis, namun komitmen perusahaan terhadap kemasan yang dihasilkan secara bertanggung jawab, bisa didaur ulang dan netral karbon," lanjut dia.

Vice President Climate & Biodiversity Tetra Pak, Gilles Tisserand menyebut kalau industri makanan dan minuman saat ini berada dalam masa yang sangat penting.

Mereka mesti mempertimbangkan ulang bagaimana menjalankan bisnis bisa membantu mengatasi persoalan iklim dunia dan menghadapi dampak yang ditimbulkan.

"Perusahaan juga mengandalkan mitra mereka sehingga bisa tetap berjalan bahkan meningkat di pasar yang kompetitif. Untuk itu Tetra Pak menegaskan komitmen perusahaan untuk terus berinovasi sehingga bisa mengembangkan berbagai penelitian terbaru, menciptakan ekosistem kolaborasi, termasuk dalam hal penawaran produk," papar dia.

Lebih lanjut inovasi seperti kemasan karton dianggapnya sebagai yang paling mendukung keberlanjutan oleh konsumen. Sedangkan plastik sebaliknya, telah menunjukkan bahwa perusahaan telah berada di jalur yang tepat.

"Bahkan perusahaan berhasil menjual 46 persen lebih banyak kemasan polimer dengan bahan baku nabati pada tahun 2023, dan jumlah tersebut mengalami peningkatan dibanding tahun 2021 yang menunjukan komitmen industri makanan dan minuman untuk bergerak mendukung keberlanjutan," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI