Tips Belanja Online Nyaman dan Aman di Lebaran

Dythia Novianty Suara.Com
Senin, 08 April 2024 | 11:49 WIB
Tips Belanja Online Nyaman dan Aman di Lebaran
Ilustrasi belanja online (pexels/andreypopov)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran merupakan momen spesial bagi umat Islam di Indonesia.

Kemeriahan tidak hanya dirasakan dari tradisi mudik saja, namun juga dari tradisi belanja menyambut hari raya.

Faktanya, puncak konsumsi diperkirakan akan terjadi pada kuartal II-2024 karena momentum perayaan Lebaran.

Baca Juga: Tren Belanja Online Lebaran 2024: Penjualan Busana Muslim Naik 12,5 Kali Lipat

Baca Juga: Hampers Lebaran Nagita Slavina dan Raffi Ahmad Bikin Takjub

Mengingat tradisi belanja kini telah beralih secara online, kenyamanan tersebut masih menyembunyikan kerentanan yang signifikan.

Misalnya, jebakan penjahat siber dapat ditemukan dengan mudah melalui pesan phishing dari platform manapun.

Mulai dari tautan online mencurigakan yang mungkin diklik atau lampiran tak terduga yang berisi malware, kode QR palsu, penipuan akun toko online, dll.

Ilustrasi kode QR. (Claudio Schwarz / Unsplash)
Ilustrasi kode QR. (Claudio Schwarz / Unsplash)

Bahkan, pada 2023 saja, teknologi anti-phishing Kaspersky mendeteksi hampir 500.000 upaya untuk mengikuti tautan phishing pada perangkat bisnis di Asia Tenggara (SEA) dengan Indonesia mencatat sebanyak 97.465 insiden.

Statistik ini mengacu pada tautan phishing yang terkait dengan keuangan – e-commerce, perbankan, dan sistem pembayaran.

Baca Juga: Beda Jomplang Tarif Endorse Fitri Tropica vs Raffi-Nagita, Kini Hampers Lebaran Dibanding-bandingkan

Permintaan belanja online terbukti masih tinggi untuk 2023.

Hal ini turut sejalan dengan tren phishing yang sedang terjadi.

Baca Juga: Jadi Momen Paling Diminati untuk Belanja, Transaksi Shopee Live Meningkat 44 Kali di Waktu Sahur

Tahun lalu, halaman phishing yang meniru portal internet global (16,46 persen) kembali menempati posisi teratas berdasarkan jumlah upaya pengalihan tautan.

Pengguna layanan web (web services) juga menjadi sasaran pelaku ancaman dengan persentase sebesar 14,66 persen.

Selanjutnya diikuti dengan 12,22 persen serangan phishing menargetkan pengguna toko online.

“Pelanggan, terutama mereka yang belum terlalu aktif secara digital, kurang memiliki kesadaran terhadap risiko paling sederhana seperti phishing dan spam," kata Yeo Siang Tiong, General Manager Asia Tenggara di Kaspersky dalam keterangan resminya, Senin (8/4/2024).

Belanja online dan pembayaran elektronik menjadi bagian penting dari aktivitas hari raya, dia menghimbau, masyarakat Indonesia untuk waspada.

Sasaran Phiser. [Kaspersky]
Sasaran Phiser. [Kaspersky]

Terutama terhadap pengumuman penjualan yang disampaikan melalui email, pesan teks, postingan media sosial, atau bahkan panggilan telepon, cermati secara detail sebelum mengklik.

"Ancaman bisa datang dari mana saja, namun kita dapat melindungi diri kita dengan kewaspadaan dan solusi keamanan kuat yang terpasang di perangkat,” tutupnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI