Mahir IT, 56 Siswa Asal Indonesia Backpacker Keliling 20 Negara

Iman Firmansyah Suara.Com
Rabu, 03 April 2024 | 22:25 WIB
Mahir IT, 56 Siswa Asal Indonesia Backpacker Keliling 20 Negara
(Dok; Istimewa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebanyak 56 siswa sekaligus santri Sekolah Menengah Kejuran (SMK) Islamic Development Network (IDN) Boarding School, Sentul, Bogor, Jawa Barat melakukan backpacker ke 20 negara.

Selain mencari pengalaman ilmu dan kampus tujuan mereka, kegiatan para santri yang mahir IT di tanah air ini juga membagikan ilmunya untuk mahasiswa di negara-negara seperti di Riyadh dan Jeddah, Arab Saudi.

Kemahiran para santrinya dalam pemograman dan membuat robot, teteapi juga berbagi ilmu bagi yang mau belajar. Menekuni bidang ini mereka mengantongi sertifikat IT internasional.

Lalu bagaimana kegiatan dan keseruan yang para santri tersebut selama backpacker-an? Pendamping para santri, Kepala Sekolah IDN Boarding School Backpacker, Ustaz Sapriadi menjelaskan, IDN Backpacker adalah sebuah program unggul dari sekolah IDN Boarding School yang berpusat di Jonggol.

Baca Juga: Begini Cara Perusahaan BUMN Tingkatkan Inklusi Digital

Adapun tujuan dibuatnya program ini adalah untuk melatih mental dan kemandirian siswa, yang sebelumnya ketika di sekolah semuanya serba jadi, akan tetapi ketika Backpacker semuanya menjadi serba mandiri, mulai dari belanja ke pasar, masak makanan, mancuci pakaian, membersihkan rumah dan lain-lain. Tentu menjadi pengalaman berharga dalam melatih mental dan kemandirian di usia mereka.

"Adapun kegiatan kujungan kami di luar negeri adalah kedutaan besar Republik Indonesia,kita visit ke setiap embassy (KBRI) kemudian kampus kampus bergengsi, masjid, dan juga tempat-tempat bersejarah di negara-negara yang di kunjungi. Seperti saat napak tilas penaklukan konstantinopel di Hagia Sophia, Turki," tutur Ustaz Sapriadi, Rabu (3/4/2024).

Untuk program Backpacker sudah berjalan selama 2 sesi, sesi pertama adalah tahun 2023, di mana IDN Boarding School membuat program backpacker ke 2 negara, yaitu Turkiye dan Saudi Arabia, adapun sesi tahun ini IDN Backpacker membuat program ke 10 negara, di antaranya India, Pakistan, Saudi, Yordania, Turki, Thailand, Kamboja, Laos, Vietnam, dan Malaysia.. dengan estimasi waktu sekitar 6 bulan. Untuk total keseluruhan ada 64 orang, 56 siswa dan 8 guru pendamping.

"Adapun untuk program ini, kita koordinasi langsung ke KBRI dan rekan Mahasiswa yang ada di Negara tersebut untuk memudahkan dalam proses menjalankan program," jelasnya.

Tak berbeda dengan waktu belajar sekolah pada umumnya, kegiatan IDN Backpacker di luar negeri adalah KBM dari hari Senin sampai Jum'at dan Sabtu Ahad. Santri juga difokuskan dengan program kunjungan dan wisata. Untuk KBM sendiri ada 4 mata pelajaran, Informasi dan Teknologi (IT), Diniyyah, English, dan Tahfidz menghafal Alquran. Kegiatan KBM berjalan seperti di Indonesia mulai dari jam 08.00 pagi sampai dengan 15.00 Sore. Seluruh santri mengikuti secara offline bersama 8 guru yang diberangkatkan secara langsung untuk mendampingi saat backpaker di luar negeri.

Baca Juga: Emtek Bakal Borong 41% Saham Cardig Aero Senilai Rp704 Miliar

"Untuk hari Sabtu dan Ahad kita fokuskan dengan kegiatan kunjungan ke Embassy, kunjungan ke Kampus-kampus, dan wisata ke tempat bersejarah, Alhamdulillah di India kami sudah visit ke Taj Mahal, Jama masjid India, Lodhi garden, Wagah Border untuk di Pakistan kami sudah visit ke Badshahi masjid Lahore, monumen Pakistan, Khampur Dam, dan Masjid Faishal Islamabad," jelasnya.

Sedikit bercerita tentang back packer ini, kata dia, rute yang dilalui ketika di India dan Pakistan semuanya menggunakan jalur darat, dengan jarak ribuan kilometer, melewati jalan pengunungan curam Himalaya berpindah dari satu kota ke kota lainnya.

"Dan tentu ini menjadi pengalaman yang sangat mahal, karena sebelumnya hanya bisa melihat di beranda medsos akan tetapi kini bisa merasakannya secara langsung," cetusnya.

Untuk setiap siswa selama mengikuti program Backpacker diwajibkan untuk membuat minimal 1 buku dan vlog yang wajib mereka upload ke akun Instagram. Tentunya, dengan menjadi seorang vloger membutuhkan mental dan jiwa besar agar berani untuk menyampaikan hal-hal baru di depan kamera dengan tantangan akan di lihat oleh banyak orang.

"Alhamdulillah saat ini IDN Backpacker memasuki negara ke tiga yaitu Saudi Arabia dan saat ini semua siswa sedang fokus ibadah umrah dan i'tikaf di area Masjidil Haram. Tentu ini menjadi momen yang sangat mahal berhubung ke Makkah adalah cita-cita besar umat muslim di seluruh dunia. Setelah dari Saudi ini kami akan melanjurkan perjalan pindah negara ke Yordania melalui jalur darat," ungkapnya.

Salah seorang siswa yang mengikuti program kegiatan Backpacker, Athalla Dienegoro, siswa jurusan Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) mengaku mendapat pengalaman baru dari back packer keliling negara ini. Bahkan, back paker ini mengasal bekal kemampuan yang dimilikinya.

"Ini adalah program bagus yang dapat membangun mental dan karakter, terlebih negara yang kami lalui sangat seru.. di antaranya India dan Pakistan yang mempunyai sensasi tersendiri, bahkan kami bangga karena seusia kami sudah bisa pergi mandiri ke luar negeri untuk mencari pengalaman hidup," tuturnya.

Sekolah IDN Boarding School sendiri memiliki jargon 'Jago IT, Pintar Ngaji', kemahiran siswa santri SMK IDN sendiri sudah santer di tanah air. Selain menjadi santri penghafal Alquran, siswa SMK dan siswa SMP di sana sudah mahir mengoprasikan prangkat dan sistem jaringan komputer. Bahkan, saking mahirnya mereka mengajar kepada guru-guru IT dari sekolah lain yang datang ke sekolah ini.

Mereka juga digolongkan sebagai pratiksi cilik yang kemampuannya sama dengan sarjarna IT.  Dereta prestasi pernah ditorehkan siswa di sekolah ini. Seperti memperoleh sertifikat Cisco Certified Network Associate (CCNA). Yang umumnya, dikantongi pekerja bernotaben Sarjana dan Magister dan siswa disini pernah menjadi IT termuda diajang Asian Games.

Atau peraih MTCINE (MikroTIk Certified Internetworking Engineer) adalah level tertinggi dari Kelas MikroTIk. Kelas ini terutama dibutuhkan oleh praktisi/professional di bidang ISP (atau NAP). Dan saat ini menjadi pemilik sertifikat Mikrotik MTCINE Termuda di Dunia ada di sekolah ini. 

Di usia remaja belia mereka juga mampu membuat robot lengkap dengan arduino dan Internet of Things atau IOT. Robot ini berfungai sebagai pengendalian smart home.  Di mana Internet of Things (iot) merupakan salah satu bagian dari roadmap pemerintah oleh kementrian perindustrian dalam menuju kesiapan era industri 4.0. Pada medio 2018 siswanya, direkrut menjasi  tenaga IT termuda di  perhelatan Asian Games 2018. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI