Suara.com - Sebuah studi terbaru dari para ilmuwan di Badan Riset dan Inovasi Nasinoal atau BRIN menemukan bahwa kemungkinan besar harimau jawa belum punah. Riset ini berpusat pada penemuan rambut harimau di Kabupaten Sukabumi pada 19 Agustus 2019 lalu.
Peneliti Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi BRIN Wirdateti, dalam studinya yang melibatkan pengujian DNA menemukan bahwa sampel rambut yang ditemukan di Sukabumi selatan memiliki kemiripan hingga 97,06 persen dengan harimau sumatra dan 96,87 persen dengan harimau benggala.
"Sedangkan spesimen harimau jawa koleksi Museum Zoologicum Bogoriense (MZB) memiliki 98,23 persen kemiripan dengan harimau sumatera,” kata Wirdateli dalam pernyataan yang dikutip di Jakarta, Senin (25/3/2024).
Harimau jawa (Panthera tigris sondaica), bersama dengan harimau bali (Panthera tigris balica), sudah dinyatakan punah sejak akhir 1980an berdasarkan assesment pada 2008 dari IUCN. Perburuan dan menyusutnya habitat akibat aktivitas manusia membuat spesies harimau jawa menghilang.
Baca Juga: Bikin Warga Was-was, Harimau Terekam CCTV Tercebur di Bendungan: Jangan Dibunuh!
Tetapi berdasarkan studi Wirdateli, hasil studi pohon filogenetik menunjukkan sampel rambut harimau sukabumi dan spesimen harimau koleksi Museum Zoologicum Bogoriense berada dalam kelompok yang sama, namun terpisah dari kelompok sub-spesies harimau lain.
Adapun di lokasi penemuan rambut harimau di Sukabumi, juga ditemukan goresan di pohon yang diduga kuat dari cakar harimau.
Dalam studi itu para peneliti melakukan rekonstruksi filogeografi dan demografi untuk menyelidiki nenek moyang genetik subspesies.
Ekstraksi DNA total yang dilakukan menggunakan Dneasy Blood & Tissue Kit sesuai protokol, yang kemudian dimodifikasi dengan menambahkan proteinase, karena tingginya kandungan protein pada rambut.
"Amplifikasi PCR seluruh sitokrom b mtDNA dilakukan dengan primer khusus untuk harimau. Selanjutnya, seluruh hasil sekuens nukleotida disimpan menggunakan BioEdit dan diserahkan ke GenBank," kata Wirdateti.
Baca Juga: Harimau Serang Petani di Lampung Barat, Warga yang Geram Bakar Balai TNBBS
Urutan komplemen antara primer forward dan reverse diedit menggunakan Chromas Pro. Semua urutan nukelotida dugaan harimau jawa dibandingkan dengan data sekuen Genbank National Center for Biotechnology Information (NCBI). Penyelarasan DNA dilakukan menggunakan Clustal X dan data dianalisis menggunakan MEGA.
Harimau jawa yang bernama latin Panthera tigris sondaica merupakan hewan endemik Pulau Jawa dan tersebar luas di hutan dataran rendah, semak belukar, dan perkebunan.
Penampakan terakhir harimau jawa terkonfirmasi di Taman Nasional Meru Betiri, Jawa Timur, pada tahun 1976. Saat ini hanya harimau sumatera yang bernama latin Panthera tigris sumatrae yang masih tersisa di Indonesia.
Meski sampel rambut dan cakaran ditemukan di Sukabumi Selatan, namun ilmuwan masih belum berani menyatakan harimau jawa ada di alam liar dan belum punah, karena kondisi tersebut masih perlu dikonfirmasi dengan studi genetik dan lapangan lebih lanjut.