Suara.com - Penipuan melalui pertukaran SIM alias SIM swapping. Metode serangan ini bukanlah hal baru, namun tetap menjadi ancaman nyata karena efektivitasnya.
Serangan SIM swapping menimbulkan bahaya serius bagi bisnis karena memungkinkan pelaku ancaman mendapatkan akses ke komunikasi perusahaan, akun, dan informasi sensitif seperti data keuangan.
SIM swapping adalah metode serangan untuk membajak nomor ponsel dan mentransfernya ke perangkat milik penyerang.
Sederhananya, penyerang tersebut menuju ke kantor operator telekomunikasi seluler, entah bagaimana memanuver kartu SIM baru dengan nomor calon korban, kemudian memasukkannya ke telepon mereka sendiri, dan dengan demikian mendapatkan akses ke komunikasi target.
Biasanya pesan tekslah yang paling menarik bagi penyerang — khususnya pesan yang berisi kode verifikasi satu kali.
Setelah mendapatkan akses, mereka kemudian dapat masuk ke akun yang terhubung ke nomor telepon dan/atau mengkonfirmasi transaksi menggunakan kode yang disadap.

Sedangkan untuk proses penukaran SIM sendiri, ada berbagai pendekatan yang dilakukan para penjahat siber.
Dalam beberapa kasus, mereka menggunakan jasa kaki tangan yang bekerja untuk operator seluler.
Di negara lain, mereka menipu karyawan dengan menggunakan dokumen palsu atau rekayasa sosial.
Baca Juga: Situs Pemerintah Masih Jadi Incaran Hacker di 2024
Permasalahan mendasar yang memungkinkan terjadinya SIM swapping adalah di dunia sekarang ini, kartu SIM dan nomor ponsel tidak digunakan semata-mata untuk tujuan yang telah ditentukan.