Kominfo Akui Pemilu 2024 Lebih Kalem Ketimbang 2019, Cuma Buzzer yang Berisik

Dicky Prastya Suara.Com
Selasa, 19 Maret 2024 | 21:35 WIB
Kominfo Akui Pemilu 2024 Lebih Kalem Ketimbang 2019, Cuma Buzzer yang Berisik
Menkominfo Budi Arie Setiadi saat ditemui di Panti Asuhan Pondok Si Boncel di Srengseng Sawah, Jakarta Selatan, Jumat (23/2/2024). [Suara.com/Dicky Prastya]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengakui kalau Pemilihan Umum (Pemilu 2024) dan Pemilihan Presiden (Pilpres 2024) lebih baik ketimbang Pemilu 2019.

"Menurut data, suasana lebih baik dibanding Pemilu 2019. Hoaks yang sudah kami take down hampir 1.923 konten," kata Budi Arie dalam siaran pers Kominfo, Selasa (19/3/2024).

Namun Budi Arie mengakui kalau ruang digital masih berisik. Hal itu terjadi berkat ulah buzzer alias pendengung.

"Paling agak vital ini hampir 92 persen kebisingan ruang digital kita ternyata diisi para buzzer," lanjut dia.

Menkominfo mengungkapkan, sebaran isu hoaks di ruang digital mengalami penurunan signifikan ketimbang Pemilu 2019. Sejak 17 Juli 2024 hingga 18 Maret 2024, Tim AIS Kemenkominfo sudah mengidentifikasi 274 isu hoaks.

Sedangkan pada kurun waktu yang hampir sama dalam Pemilu 2019, Tim AIS Kementerian Kominfo mengidentifikasi sebanyak 714 isu hoaks.

“Jumlah sebaran hoaks mencapai 3.235 konten, di mana 1.971 konten hoaks kita take down. Sisanya itu kita stempel hoaks, karena isunya enggak masuk akal," timpal dia.

Budi Arie menyebut konten hoaks masih tersebar di hampir seluruh platform media sosial seperti Meta (Facebook dan Instagram), X atau Twitter, Google, hingga TikTok.

Namun ia mengapresiasi upaya penyelenggara platform digital yang menerapkan kebijakan komunitas untuk menekan sebaran konten hoaks, termasuk yang berkaitan dengan Pemilu 2024.

Baca Juga: Pengamat: Jokowi Harus Beri Ruang Prabowo untuk Tentukan Arah Bangsa

"Tiktok sendiri sudah lapor ke kami selama Pemilu ini sudah takedown 10,8 juta konten. Secara mandiri tanpa kita minta, kebijakan komunitas mereka melakukan crawling dan take down. Google juga hampir 2 juta lebih konten yang sudah di-take down secara mandiri. Termasuk Meta, Instagram dan Facebook," papar Budi Arie.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI