Suara.com - Di Indonesia sidang isbat dijadikan penentuan awal puasa atau 1 Ramadan.
Cara melihat hilal umumnya dilakukan dengan hisab dan rukyatul hilal.
Masyarakat muslim di Indonesia baru memulai ibadah puasa sesuai ditentukannya awan Ramadan melalui sidang isbat.
Hilal sendiri merupakan bulan sabit pertama yang dapat terlihat setelah terjadinya konjungsi pada arah dekat matahari terbenam.
Baca Juga: Kemenag Tetapkan Awal Puasa Pakai Pedoman MABIMS, Apa Itu?
Sesuai dengan hadist Nabi Muhammad SAW yang memiliki arti:
"Berpuasalah kamu karena melihat hilal dan berbukalan kamu karena melihat hilal Jika terhalang maka genapkanlah".
Lalu bagaimana cara menentukan hilal?
Metode melihat hilal ada tiga cara, yakni:
1. Mata telanjang
Baca Juga: Hilal di Kota Makassar Belum Sampai 3 Derajat, 1 Ramadan 1445 Hijriah Jatuh Pada Hari Selasa
Metode ini dilakukan benar-benar tanpa alat bantu.
2. Alat bantu optik dengan sensor atau kamera
Metode ini menggunakan alat optik terutama teleskop yang menggunakan sensor atau kamera.
3. Alat bantu optik tapi tetap mengandalkan mata
Alat batu yang digunakan adalah teleskop, tapi tetap mengandalkan penglihatan mata.
Namun, jika cara melihat hilal yang diterapkan di Indonesia dilakukan dengan dua langkah.
1. Hisab
Melansir dari Mahkamah Sari'iyah Aceh, hisab merupakan perhitungan secara matematis dan astonomis dalam menentukan posisi bulan dalam menentukan awal bulan pada Kalender Islam Hijriah.
Metose hisab sering digunakan dalam pengamatan astronomi untuk memperkirakan posisi matahari dan bulan terhadap Bumi.
Posisi matahari penting dipertimbangkan dalam kegiatan sehari-hari kaum muslim sebagai acuan menentukan waktu salat.
Sedangkan posisi bulan diperkirakan untuk mengetahui terjadinya hilal untuk menentukan bulan baru daam Kalender Islam Hijriah.
2. Rukyatul Hilal
Awalnya, cara ini dilakukan dengan mata telanjang tanpa menggunakan alat bantu optik.
Namun, seiring dengan kemajuan teknologi, alat bantu penunjang pengamatan digunakan.
Hilal akan diamati ketika matahari tenggelam dengan mata telanjang atau pun menggunakan alat bantuan optik seperti teleskop.
Pengamatan harus menemunkan bagian bulan yang tampak seperti sabit sekitar 12 jam setelag fase bulan baru.
Protokol merukyat hilal diawali dengan memilih lokasi dan melaksanakan perhitungan terkait posisi bulan di lokasi tersebut pada tanggal 29 Sya'ban atau 29 Ramadan.
Namun, apabila hilal tidak terlihat karena wan, maka artinya belum memasuki bulan baru.
Demikianlah cara melihat hilal untuk menentukan awal puasa dan Lebaran Idul Fitri di Indonesia.