Suara.com - Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi Kementerian Komunikasi dan Informatika alias BAKTI Kominfo menanggapi soal isu Satelit Starlink milik Elon Musk segera masuk ke Ibu Kota Nusantara (IKN).
Pernyataan ini terlontar dari Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan beberapa waktu lalu.
Direktur Utama BAKTI Kominfo Fadhilah Mathar mengatakan kalau IKN memang akan dibangun lewat banyak investasi dari pihak swasta, termasuk jaringan telekomunikasi. Maka dari itu BAKTI Kominfo hanya akan menyediakan infrastruktur telekomunikasi cadangan.
"Kalau IKN itu memang investasi lebih banyak dibangun swasta. Makanya infrastruktur yang dibangun BAKTI itu backup," katanya saat ditemui di Kantor Kominfo, Jumat (8/3/2024).
Sayangnya perempuan yang akrab disapa Indah ini belum mengetahui apakah Satelit Starlink yang dimiliki Elon Musk itu memang masuk dalam roadmap IKN.
"Apakah starlink masuk IKN? Itu mungkin sudah ada di roadmap karena saya enggak mengikuti roadmap pembangunan telekomunikasi di IKN," aku dia.
Ia hanya menegaskan kalau teknologi telekomunikasi apapun bisa dimanfaatkan di IKN, baik itu satelit jenis Low Earth Orbit (LEO) ataupun Geostasioner Earth Orbit (GEO).
"Itu kan opsi teknologi yang bisa dimanfaatkan, tinggal kami cek apakah secara regulasi memungkinkan, secara lisensinya juga memungkinkan. Tapi kami hanya melihatnya ini opsi di masyarakat yang bisa kami manfaatkan, itu saja," papar Indah.
Lebih lanjut Indah memastikan kalau IKN akan menggunakan jaringan internet 5G. Alasannya, IKN akan dirancang sebagai kota pintar alias smart city.
Baca Juga: Proyek Satelit Satria-2 Dimulai 2025, Perlu Biaya Rp 13,3 Triliun lewat Dana Pinjaman Luar Negeri
"Kalau IKN sih 5G kan dia smart city, 5G dirancang karena smart city yang luar biasa. Smart city untuk selularnya ya dia 5G," pungkasnya.