Bill Gates Bongkar Penyebab Krisis Iklim dari Kelapa Sawit, Singgung Indonesia

Dicky Prastya Suara.Com
Rabu, 28 Februari 2024 | 10:11 WIB
Bill Gates Bongkar Penyebab Krisis Iklim dari Kelapa Sawit, Singgung Indonesia
Pendiri Microsoft dan mega-donor Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Bill Gates (foto: BBC/PA/Sean Coughlan)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pendiri Microsoft Bill Gates mengungkapkan efek kelapa sawit yang berujung pada krisis iklim. Ia pun ikut menyinggung kondisi di Indonesia.

Mulanya Bill Gates cerita soal makanan kesukaannya, burger keju, yang ternyata berdampak buruk pada lingkungan. Sebab makanan itu mengandung lemak nabati yang membuatnya menjadi lezat.

Sayangnya hal itu juga berdampak buruk bagi Bumi. Gates menyebut kalau produksi lemak dan minyak dari hewan maupun tumbuhan menyumbang 7 persen dari total 51 miliar ton gas rumah kaca.

"Untuk memerangi perubahan iklim, kita perlu mencapai angka nol," kata Bill Gates dalam catatan yang diunggah di blog pribadinya, dikutip Rabu (28/2/2024).

Selain lemak hewani, Gates blak-blakan menyebut lemak nabati turut berperan dalam krisis iklim. Nah salah satu penghasil lemak nabati adalah kelapa sawit, yang kemudian disebut Bill Gates sebagai pelaku terburuknya.

Ia lalu menjelaskan kalau masalah minyak sawit terletak pada bagaimana cara untuk mendapatkannya. Sebab, pohon kelapa sawit hanya tumbuh di beberapa lokasi.

"Pohon hanya akan tumbuh dengan baik dalam jarak lima hingga sepuluh derajat dari garis khatulistiwa. Hal ini telah menyebabkan deforestasi hutan hujan di wilayah khatulistiwa di seluruh dunia dengan tebang dan bakar, yang kemudian diubah menjadi perkebunan kelapa sawit," paparnya.

Dampak dari penebangan pohon sawit inilah yang kemudian disorot Gates. Ia mengakui kalau itu berefek buruk pada perubahan iklim.

"Pembakaran hutan melepaskan berton-ton gas rumah kaca ke atmosfer, dan ketika lahan basah yang ada di dalamnya dihancurkan, karbon yang mereka simpan juga ikut terlepas," katanya.

Baca Juga: Serangan Hacker Makin Canggih berkat ChatGPT, Bisakah Dilawan Balik lewat AI?

Gates kemudian bercerita pada 2018 lalu, pembabatan hutan yang terjadi di Malaysia dan Indonesia cukup parah karena menyumbang 1,4 persen emisi global.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI