Suara.com - Situs pemerintahan diprediksi masih menjadi sasaran serangan siber untuk tahun 2024. Pasalnya, situs ini mengandung banyak data yang bisa dirampok hacker.
Hal ini diungkapkan oleh Territory Manager Kaspersky Indonesia, Dony Koesmandarin. Ia menilai kalau situs pemerintah menjadi peringkat kedua sasaran serangan siber setelah platform finansial.
"Finansial itu jadi target market yang cukup besar. Kedua adalah government karena datanya banyak," kata Dony saat ditemui di Jakarta, Selasa (27/2/2024).
Ia mencontohkan, pemerintah Indonesia bisa menyimpan data total penduduk yang berjumlah sekitar 280 juta jiwa. Menurutnya, data tersebut sangat menarik untuk para peretas.
"Data pemerintah itu gede banget. Jadi finansial pertama, government kedua," lanjut dia.
Dony meyakini kalau pemerintah pasti memiliki cara untuk menangkal serangan siber yang terus dilancarkan hacker. Ia menegaskan kalau tidak ada satu orang pun yang siap apabila ada serangan siber, termasuk pemerintah.
Salah satu upaya yang bisa dilakukan Pemerintah, lanjutnya, adalah memiliki beberapa kebijakan khusus untuk menangani serangan digital.
"Saya yakin pemerintah kita punya segala sesuatu yang diterapkan baik-baik, secara policy. Orang itu enggak ada yang siap sakit. Tapi (solusinya) adalah bagaimana kita mengantisipasi itu," imbuhnya.
Dony juga mengungkapkan tren serangan siber yang kemungkinan marak terjadi untuk tahun 2024. Pertama adalah berupa link palsu yang berisi ransomware untuk mencuri data pengguna.
Baca Juga: Serangan Hacker Makin Canggih berkat ChatGPT, Bisakah Dilawan Balik lewat AI?
Kedua yakni jaringan Wifi publik yang rentan terhadap serangan. Dony menegaskan agar tidak sembarangan menggunakan fasilitas publik, terlebih kepada jaringan yang tidak dikunci (password).