Riset: Pangsa Pasar Ponsel Indonesia Turun di 2023, Tapi HP 5G Makin Diminati

Dicky Prastya Suara.Com
Jum'at, 23 Februari 2024 | 11:32 WIB
Riset: Pangsa Pasar Ponsel Indonesia Turun di 2023, Tapi HP 5G Makin Diminati
Ilustrasi pasar ponsel Indonesia. Foto: Oppo Reno 11 5G dan Oppo Reno 11 Pro 5G resmi dijual ke Indonesia, Kamis (11/1/2024). [Suara.com/Dicky Prastya]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Firma riset International Data Corporation (IDC) mengungkapkan kalau pangsa pasar ponsel Indonesia tetap turun di tahun 2023. Ini menjadi kali kedua penurunan setelah hal yang sama terjadi pada 2022 lalu.

Berdasarkan laporan IDC, pangsa pasar ponsel Indonesia 2023 menurun 1,2 persen secara year over year (YoY) alias dari tahun 2022. Adapun total pengiriman smartphone mencapai 34,6 juta unit.

"Pada tahun 2023, tekanan dari sisi pasokan berkurang, namun lemahnya permintaan terus berdampak pada pasar, khususnya pada 1H23 (semester pertama 2023)," kata Vanessa Aurelia selaku Associate Market Analyst IDC Indonesia dalam siaran pers, Jumat (23/2/2024).

Ada sedikit perubahan di kuartal empat (Q4 2023), di mana pasar ponsel Indonesia tumbuh 6,1 persen secara YoY dan 1,3 secara quarter-on-quarter (QoQ) dengan angka 9 juta unit.

Baca Juga: HP China Tumbang, Samsung Jadi Penguasa Pangsa Pasar Ponsel Indonesia Sepanjang 2023

Faktornya, lanjut Vanessa, brand ponsel Indonesia mampu mengambil momen akhir tahun dengan meluncurkan HP murah untuk meningkatkan penjualan. Namun ada juga perusahaan yang meluncurkan smartphone kelas premium (flagship) untuk meningkatkan nilai penjualan.

HP mahal justru laris

Vanessa menerangkan, pasar ponsel pintar Indonesia menunjukkan tren yang menonjol karena segmen HP mahal (dengan harga di atas 600 Dolar AS atau Rp 9,3 juta) adalah satu-satunya yang tumbuh pada tahun 2023.

Pertumbuhan ponsel kelas flagship ini mencapai 78 persen secara YoY yang didominasi oleh Apple dan Samsung.

Sebaliknya, segmen kelas menengah dengan rentang harga 200-600 Dolar AS (Rp 3,1 juta hingga Rp 9,3 juta) turun 14,9 persen YoY. Padahal di 2022 lalu, segmen ini tumbuh 3,9 persen YoY.

Adapun penguasa pasar HP kelas menengah (mid-range) ini masih dipimpin oleh OPPO.

Baca Juga: 10 Rekomendasi HP Murah Memori Internal 256 GB, Harga Mulai Rp 1 Jutaan Terbaik Februari 2024

Sementara segmen HP murah (entry-level) dengan harga di bawah 200 Dolar AS atau Rp 3,1 juta justru relatif datar. Segmen ini turun 0,3 persen, naik dari tahun 2022 lalu yang sempat turun 19,9 persen YoY.

"Peningkatan kinerja ini terutama didorong oleh pemulihan Transsion (perusahaan induk Itel, Tecno, dan Infinix) pada tahun 2023," kata Vanessa.

Namun dari keseluruhan, Vivo menguasai pangsa pasar ponsel kelas entry, mid-range, maupun flagship.

"Dinamika ini mendorong Harga Jual Rata-Rata (Average Selling Price atau ASP) tumbuh 8,3 persen YoY hingga mencapai 204 Dolar AS (Rp 3,1 juta) pada tahun 2023," tuturnya.

HP 5G makin diminati

Vanessa menerangkan, segmen HP 5G di Indonesia tumbuh 31,5 persen secara  YoY di tahun 2023 dengan menguasai pangsa pasar sebesar 17,1 persen. Adapun brand yang memimpin segmen ini adalah Samsung, perusahaan asal Korea Selatan.

Ia memprediksi kalau HP 5G akan terus tumbuh karena brand ponsel terus meluncurkan perangkat tersebut dengan harga yang lebih kompetitif ketimbang HP 4G.

Sayangnya, pertumbuhan HP 5G ini tidak dibarengi dengan meluasnya jaringan 5G di Indonesia. Vanessa menilai kalau terbatasnya internet generasi kelima itu karena kendala infrastruktur dan biaya operasional yang tinggi.

"Kelangkaan jaringan 5G ini dapat menghalangi calon konsumen untuk berinvestasi pada perangkat 5G dengan harga lebih tinggi, mengingat kurangnya manfaat nyata ketika akses dan pemanfaatan jaringan masih terbatas," papar Vanessa.

Kendati begitu dia memperkirakan kalau pangsa pasar ponsel Indonesia akan terus tumbuh di tahun 2024, meskipun tipis hanya satu digit. Hal ini dipengaruhi dari faktor dalam negeri maupun dalam negeri.

Untuk dalam negeri, terpilihnya presiden baru kemungkinan menjadi faktor ketidakpastian. Sementara dari luar negeri terkendala ketegangan geopolitik hingga lambatnya ekonomi global.

"Pasar ponsel pintar juga terlihat mengalami perubahan, seperti siklus penggantian yang lebih lama dan peningkatan pangsa ponsel pintar dengan harga lebih tinggi,” tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI