HP China Ditekan Pemerintah, Xiaomi Akhirnya Turun Tangan

Dicky Prastya Suara.Com
Kamis, 15 Februari 2024 | 16:36 WIB
HP China Ditekan Pemerintah, Xiaomi Akhirnya Turun Tangan
Ilustrasi logo Xiaomi. [Greg Baker/AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Xiaomi akhirnya turun tangan menanggapi kebijakan Pemerintah India yang menekan sejumlah HP China. Mereka mengatakan pengawasan ketat dari pemerintah kepada perusahaan China membuat banyak pemasok komponen smartphone khawatir mendirikan operasional di sana.

Xiaomi, yang memiliki pangsa terbesar di pasar smartphone India sebesar 18 persen, juga meminta pemerintah India mempertimbangkan untuk menawarkan insentif manufaktur dan menurunkan tarif impor untuk komponen smartphone tertentu.

Xiaomi memang menjadi brand ponsel China yang merakit ponselnya di India. Sebagian besar komponen ponsel dipasok dari pabrik lokal hingga diimpor dari Tiongkok maupun negara lain.

Nah Xiaomi memprotes soal rencana pemerintah India yang menginginkan para pemasok lokal lebih banyak berperan penting ketimbang pemasok asal China, sebagaimana dilansir dari Gadgets360, Kamis (15/2/2024).

Baca Juga: HP POCO Made In Apa? Berikut Fakta-fakta Menariknya

Dalam pernyataan yang tertulis di surat tersebut, Presiden Xiaomi India Murali Krishnan B. mengatakan kalau pemerintah perlu melakukan langkah-langkah yang membangun kepercayaan demi mendorong pemasok komponen menyiapkan operasi secara lokal.

“Ada kekhawatiran di kalangan pemasok komponen mengenai pembukaan operasi di India, yang berasal dari tantangan yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan di India, terutama yang berasal dari Tiongkok,” kata Murali Krishnan, tanpa menyebutkan nama perusahaan mana pun.

Pernyataan Xiaomi yang tertulis dalam surat itu juga menandakan kalau operasional mereka sedang dalam tahap sulit di India.

Konflik India vs China

India sendiri memang sedang dalam perang dingin dengan China. Hal ini bermula konflik keduanya di tahun 2020 lalu.

Kala itu, konflik yang berada di perbatasan India-China ini menewaskan sedikitnya 20 tentara India dan empat tentara Tiongkok. Hal inilah yang mengganggu rencana investasi perusahaan-perusahaan besar china dan memicu protes berulang kali dari Beijing.

Baca Juga: Xiaomi Rilis Redmi Note 13 ke Indonesia Akhir Februari, Langsung 5 HP!

Buntutnya terjadi di tahun lalu, yang mana Pemerintah India menuding brand smartphone Vivo Communication Technology melanggar beberapa aturan visa dan menuduh perusahaan itu menyedot dana sebesar 13 miliar Dolar AS (atau sekitar Rp 203 triliun) dari India.

India juga telah membekukan lebih dari 600 juta Dolar AS (sekitar Rp 9,3 triliun) aset Xiaomi karena dugaan pengiriman uang ilegal ke entitas asing dengan menjadikannya sebagai pembayaran royalti.

Tapi baik Vivo maupun Xiaomi membantah telah melakukan kesalahan sesuai tudingan Pemerintah India.

Selain pengawasan peraturan ke perusahaan seperti Xiaomi dan Vivo, India sejak tahun 2020 juga telah melarang lebih dari 300 aplikasi buatan China.

Hal itu termasuk aplikasi TikTok milik ByteDance yang diblokir di India. Mereka juga menghentikan proyek dari produsen mobil Tiongkok BYD dan Great Wall Motor.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI