Purba dan Aktif, Sesar Meratus Biang Kerok Gempa Banjar

Liberty Jemadu Suara.Com
Selasa, 13 Februari 2024 | 21:07 WIB
Purba dan Aktif, Sesar Meratus Biang Kerok Gempa Banjar
Peta Sesar Meratus pemicu gempa Banjar pada 13 Februari 2024. [Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sesar Meratus diyakini sebagai pemicu gempa Banjar, Kalimantan Selatan yang berkekuatan 4,5 pada Selasa (13/2/2024), demikian dikatakan Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Badan Geologi menegaskan bahwa Sesar Meratus, yang terbentuk pada zaman pra-tersier dan mengalami reaktivasi, tergolong sesar aktif.

"Sesar itu berarah relatif utara timur laut hingga selatan barat daya," kata Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid.
 
Pada 13 Februari 2024, pukul 08:22 WIB, gempa berkekuatan 4,7 magnitudo dengan kedalaman 10 kilometer mengguncang Kabupaten Banjar.

Kejadian gempa bumi itu telah mengakibatkan kerusakan bangunan di Desa Sungkai Baru, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Banjar.
 
Guncangan gempa bumi diperkirakan terasa di sekitar lokasi pusat gempa bumi pada skala intensitas III-IV modified mercally intensity (MMI).
 
Berdasarkan data Badan Geologi, morfologi daerah terlanda guncangan gempa bumi tersebut umumnya berupa dataran, dataran bergelombang, dan perbukitan bergelombang hingga terjal pada bagian timur-timur laut.
 
Daerah itu tersusun oleh dominan tanah lunak (kelas E) dan tanah sedang (kelas D), sedangkan pada morfologi perbukitan tersusun oleh tanah keras (kelas C).

Baca Juga: Gempa Flores 5,6 Tak Berpotensi Tsunami, Dipicu Sesar Naik Flores

Daerah tersebut pada umumnya tersusun oleh batuan berumur pra-tersier (berupa batuan metamorf, batuan meta sedimen), batuan berumur tersier (berupa batuan sedimen, batu gamping), dan endapan kuarter berupa endapan aluvial sungai, aluvial pantai serta rombakan.

Endapan kuarter dan batuan berumur pra tersier dan tersier yang telah mengalami pelapukan pada umumnya bersifat urai, lunak, lepas, belum kompak, dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan gempa bumi.
 
Menurut data Badan Geologi, sebaran permukiman penduduk yang terlanda guncangan gempa bumi terletak pada kawasan rawan bencana gempa bumi rendah.
 
"Kejadian gempa bumi itu tidak menyebabkan terjadinya tsunami karena lokasi pusat gempa bumi terletak di darat," kata Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid dilansir dari Antara.

Lebih lanjut dia mengimbau masyarakat untuk menggunakan konstruksi bangunan tahan gempa bumi guna menghindari dari risiko kerusakan dan juga harus dilengkapi dengan jalur serta tempat evakuasi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI