Cara Proaktif dalam Perlindungan Data Pribadi

Dythia Novianty Suara.Com
Rabu, 07 Februari 2024 | 14:24 WIB
Cara Proaktif dalam Perlindungan Data Pribadi
Ilustrasi keamanan data. [Unsplash/FlyD]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Salah satu kekhawatiran tertinggi dalam hal data adalah akses terbatas yang menyebabkan pengguna mengunduh penggantinya.

Risiko pelanggaran data, pencurian identitas, dan pelanggaran privasi menjadi lebih besar dari sebelumnya.

Para ahli Kaspersky menekankan pentingnya kebutuhan bersikap proaktif mengenai keamanan data pengguna.

Pada 2023, perdebatan muncul di beberapa negara mengenai pembatasan aplikasi populer tertentu di Brasil, Irlandia dan Jepang.

Baca Juga: Implementasi UU PDP, Beragam Inovasi Dibutuhkan Jadi Solusi Keamanan Data

Di Amerika Serikat, pertimbangan untuk membatasi akses ke TikTok mengakibatkan pembatasan aplikasi China pada perangkat yang dikeluarkan pemerintah di lebih dari separuh negara bagian.

Namun, para pengguna tidak selalu bersedia melepaskan aplikasi favorit mereka ketika menyangkut layanan populer.

Ilustrasi perlindungan data pribadi. [Freepik]
Ilustrasi perlindungan data pribadi. [Freepik]

Karena adanya larangan, pengguna menggunakan cara alternatif untuk mengakses konten, seperti memasang aplikasi pengganti atau salinan bajakan.

Unduhan tiruan yang digunakan sering kali tidak dikembangkan dengan baik, misalnya kebijakan privasi yang samar-samar atau melanggar hak pengguna secara menyeluruh.

Selain itu, banyak dari aplikasi ini cenderung menghilang setelah beberapa saat karena berbagai alasan seperti jumlah pengguna yang tidak mencukupi, yang berarti data sensitif mungkin jatuh ke tangan pihak ketiga.

Baca Juga: Kominfo Pastikan Lembaga Pengawas Kebocoran Data Pribadi Dibentuk Oktober 2024

Untuk menghindari skenario tidak menyenangkan seperti itu, para ahli Kaspersky membagikan beberapa tips:

1. Tidak perlu terburu-buru saat memasang apa pun di perangkat

Sebelum memasang apa pun yang belum terverifikasi pada perangkat apa pun, ada baiknya mempertimbangkan pro dan kontranya.

2. Merupakan ide bagus untuk mempelajari hak privasi

Cara terbaik untuk memulainya adalah dengan mempelajari lebih lanjut kebijakan negara yang mengatur hak-hak pelanggan dan pemrosesan data pribadi.

Lalu, saat membaca kebijakan privasi aplikasi, penting memeriksa apakah mereka menghormati hak pengguna dan apakah mereka hanya mengumpulkan data yang menjadi haknya.

Ilustrasi aplikasi di HP. [Unsplash/Saulo Mohana]
Ilustrasi aplikasi di HP. [Unsplash/Saulo Mohana]

Pastikan juga dapat menghubungi layanan pelanggan dan meminta mereka menghapus informasi pribadi.

3. Berbagi data secara berlebihan bukanlah pilihan aman

Selalu lebih baik untuk meminimalkan jumlah data yang dikumpulkan aplikasi tentang diri karena ada risiko pengungkapan yang tidak disengaja atau penyalahgunaan data pribadi akibat keamanan data yang tidak memadai.

Selain itu, ketika data pribadi dibagikan, sering kali sulit untuk mengontrol distribusi dan penggunaannya, sehingga berpotensi menimbulkan masalah privasi jangka panjang.

Untuk mencegah masalah tersebut, pertimbangkan untuk membatasi akses ke feed foto, kontak, dan lokasi hanya pada aplikasi yang dapat berfungsi tanpanya.

Hal ini juga berlaku untuk mikrofon, dimana akses terbatas akan memastikan aplikasi tidak mengumpulkan data pribadi saat mendengar apa yang dikatakan.

4. Solusi keamanan modern dapat menjaga keamanan data pribadi saat online

Solusi keamanan modern dapat memblokir aplikasi agar tidak mengakses informasi pribadi, mengingatkan pengguna jika nomor telepon dan data lainnya bocor, serta memperingatkan pengguna jika file berbahaya telah diunduh.

Ada juga layanan yang membantu meningkatkan keamanan data pribadi dengan mengikuti petunjuk sederhana.

Ilustrasi browsing internet. (Pexels)
Ilustrasi browsing internet. (Pexels)

"Membatasi aplikasi populer telah menjadi praktik yang lebih sering dilakukan dibandingkan sebelumnya," kata Anna Larkina, pakar analisis konten web.

Dia menambahkan, pengguna yang mencari penggantinya tidak selalu mendapatkan aplikasi berkualitas dengan kebijakan privasi yang transparan.

"Mengetahui hak-hak pengguna dan memperhatikan siapa dan bagaimana aplikasi mengumpulkan data dapat membantu mencegah informasi pribadi jatuh ke tangan yang salah,” pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI