Suara.com - Samsung Electronics sempat mengalami penurunan pasar pada 2023. Meski begitu, perusahaan optimis dalam menatap peluang pasar smartphone dan chip di tahun ini.
Pernyataan terbaru dari Samsung mengungkap bahwa mereka melihat permintaan smartphone dan perangkat teknologi pada 2024. Ini merupakan kabar baik mengingat performa keuangan perusahaan sempat menurun karena rekor kehilangan chip.
Produsen chip memori terbesar di dunia ini memperkirakan pembuat ponsel dan PC bakal membutuhkan chip yang lebih banyak. Permintaan chip diyakini meningkat seiring dengan meluasnya pengguna kecerdasan buatan atau AI.
Kebutuhan untuk mengganti server lama juga akan membantu pemulihan permintaan secara bertahap. "Pada tahun 2024, divisi bisnis memori memperkirakan pasar akan terus pulih meskipun terdapat berbagai potensi kendala, termasuk kebijakan suku bunga dan masalah geopolitik," kata Samsung dalam sebuah pernyataan resminya.
Baca Juga: Mirip Apple, Pemasukan Samsung di 2023 Alami Penurunan Hingga 7 Kali Lipat
Samsung mengatakan laba operasional turun menjadi KRW 2,8 triliun pada Oktober-Desember 2023. Itu mengalami penurunan dibanding laba operasional KRW 4,3 triliun pada tahun sebelumnya.
Selama setahun penuh, bisnis chip Samsung mengalami rekor kerugian sebesar KRW 14,9 triliun pada tahun 2023. Dikutip dari Gadget360, Samsung masih menguasai pasar smartphone global dengan pangsa 20 persen pada kuartal ketiga 2023 berdasarkan data Counterpoint.
Meski begitu, pangsa pasar mereka mengalami penurunan sebesar 13 persen secara YoY. Di tempat kedua, pangsa pasar Apple juga menurun 9 persen secara YoY.
Samsung berencana untuk meningkatkan pengiriman HP flagship tahunannya sebesar dua digit pada 2024. Ini dibantu oleh smartphone premium terbaru dengan fungsi AI dalam upayanya untuk menantang Apple. Mereka optimis bahwa pasar smartphone mengalami pemulihan pada 2024.
Pada tahun 2023 (keseluruhan kuartal), total pangsa pasar Apple berhasil menggeser Samsung. Raksasa teknologi Korea Selatan tersebut berencana untuk memperkuat keunggulannya dalam ponsel lipat. Hal itu adalah reaksi normal karena kompetitor seperti Google dari Alphabet, Motorola, Honor dari Tiongkok, dan Oppo meningkatkan penawaran HP lipat mereka.
Baca Juga: Samsung Galaxy Z Flip6 Bakal Punya Baterai Lebih Besar
Di antara bisnis yang masih rentan terhadap lemahnya permintaan konsumen adalah manufaktur kontrak chip Samsung, TV, dan unit peralatan rumah tangga.