Sebanyak 98% pemasar yang disurvei mengatakan mereka menggunakan alat pengukuran metrik attention untuk mengevaluasi pembelian media digital. Namun, pengukuran metrik tradisional saja tidaklah cukup.
Terakhir, namun tidak kalah penting adalah terjadinya transformasi periklanan dengan AI.
“ Teknologi di dunia ini terus menerus berevolusi, begitu pula dengan industri periklanan, ditandai dengan hadirnya periklanan digital (tahun 2010an), programatik (tahun 2010an) dan kecerdasan buatan (di tahun 2020an,” kata Arif.
Managing Director, APAC, DoubleVerify Conrad Tallariti mengatakan pemasar di kawasan Asia Pasifik, termasuk Indonesia, memiliki sentimen positif terhadap pengukuran kualitas media, dengan 91% setuju bahwa hal tersebut penting untuk dilakukan untuk mendorong pemanfaatan saluran media yang sukses
Dari hasil studi DV menunjukkan bahwa verifikasi iklan tidak dilakukan secara always-on oleh pemasar di Asia Pasifik. Hanya 1 di antara 3 pemasar yang menggunakan alat verifikasi secara ad-hoc.
Sudah waktunya pemasar lebih efektif lagi. Conrad menambahkan, pengiklan harus tetap melindungi investasi mereka dengan melakukan verifikasi berkala terhadap semua saluran digital, agar tidak berisiko membuang-buang investasi mereka. “ Kualitas media harus menjadi dasar dari setiap kampanye periklanan, dan pemasar membutuhkan edukasi lebih tentang verifikasi,” kata dia.