Suara.com - Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN mengatakan uji coba Observatorium Nasional Timau yang terletak di Gunung Timau, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, ditargetkan berlangsung pada pertengahan tahun ini.
Observatorium yang dilengkapi teleskop berukuran 3,8 meter itu diklaim akan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara. Biaya pembangunannya menghabiskan Rp 340 miliar.
Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Antariksa BRIN Thomas Djamaluddin mengatakan pihaknya saat ini masih menyelesaikan pemasangan cermin utama dan cermin ketiga.
"Ditargetkan paling lambat pertengahan 2024 ini sudah mulai diujicobakan," beber Thomas di Jakarta, Senin (29/1/2024).
Baca Juga: Sumedang Dikepung Sesar-sesar Aktif Besar, Potensi Gempa Magnitudo 7
Thomas menjelaskan pembangunan observatorium nasional tersebut molor karena terkendala pembangunan jalan. Lokasi observatorium berada di daerah terpencil yang jauh dari jalan raya mengharuskan pembangunan jalanan terlebih dahulu.
Selain itu rencana semula pembangunan jalan dilakukan pada tahun 2020 diundur ke 2021 karena pandemi COVID-19.
Menurutnya kualitas jalan yang sangat dibutuhkan untuk menunjang pengangkutan teleskop. Proyek jalan menuju observatorium mendapat bantuan dari Kementerian PUPR, Pemerintah Provinsi NTT, dan Pemerintah Kupang.
Teleskopnya baru bisa dibawa dan didatangkan pada 2022. Lalu, tahun 2023 (teleskop) bisa dipasang tetapi belum tuntas karena masih ada cermin utama dan cermin ketiga yang belum dipasang," lanjut Thomas.
BRIN membangun Observatorium Nasional di Amfoang karena lokasi itu memiliki malam tercerah yang paling panjang sekitar 65 persen dalam setahun.
Observatorium Nasional Timau merupakan observatorium untuk pengamatan antariksa yang mempunyai fasilitas utama berupa teleskop optik dengan diameter 3,8 meter dan teleskop radio berbentuk parabola dengan diameter 20 meter.
Baca Juga: BRIN Ajak Riset Lanjutan untuk Penyempurnaan Penemuan Nikuba
Teleskop optik berdiameter 3,8 meter itu jauh lebih besar ketimbang teleskop yang saat ini dimiliki oleh Thailand berukuran 2,4 meter. Ukuran teleskop yang besar dapat mempertajam penglihatan terhadap benda-benda langit yang memiliki cahaya lebih redup.
Observatorium Nasional Timau juga memiliki dua teleskop optik berukuran kecil dengan diameter 50 sentimeter, antena dipole array berukuran 100 meter x 100 meter, dan magnetometer.