Kominfo Bongkar Modus Baru Promosi Judi Online: Mereka Makin Pintar

Dicky Prastya Suara.Com
Minggu, 28 Januari 2024 | 18:28 WIB
Kominfo Bongkar Modus Baru Promosi Judi Online: Mereka Makin Pintar
Dirjen APTIKA Kementerian Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan saat ditemui di Kantor Kominfo, Jumat (26/1/2024). [Suara.com/Dicky Prastya]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengungkapkan modus baru promosi judi online di Indonesia. Bahkan pemerintah menganggap kalau cara akun yang menyebarkan situs judi online kini semakin pintar.

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemenkominfo, Semuel Abrijani Pangerapan mengakui kalau selama ini Kominfo selalu memantau promosi judi online dari sebuah mesin pencarian (search engine) seperti Google.

Namun para pelaku yang menyebarkan situs judi online kini sudah memiliki cara baru. Semuel berujar kalau mereka memanfaatkan fitur lain seperti SMS hingga pesan WhatsApp.

"Internet itu bisa dari mana saja, di mana saja. Kalau yang sekarang kami pantau itu di search engine. Mereka pintar juga nih, jadi enggak publish langsung biar enggak bisa di-search. Dia kasih bit link lewat SMS atau WA," ungkap Semuel saat konferensi pers di Kantor Kominfo pada Jumat (28/1/2024) kemarin.

Namun pria yang akrab disapa Semmy itu tidak kehabisan akal. Mereka memastikan tetap memblokir akun yang menyebarkan judi online.

"Akun-akunnya kami block. Kami tingkatkan penjagaannya," imbuh dia.

Ia mengakui kalau kebijakan negara soal judi online berbeda-beda. Maka dari itu banyak akun penyebar situs haram tersebut tetap bisa melakukan aksinya dari mana saja.

"Karena tersambung dengan internet dunia yang aturannya berbeda-beda," sambung Semmy.

Lebih lanjut dia mengaku terus bekerja untuk mencari akun yang menyebarkan situs judi online. Namun Kominfo tetap hati-hati karena tidak bisa langsung sembarang blokir.

Baca Juga: Kominfo Gandeng Timor Leste Kembangkan AI, Big Data, dan IoT

"Tiap hari kami kerjanya, mencoba me-review sebelum blokir. Kami harus validasi dulu, enggak bisa cuma dari kata kunci karena bisa merugikan yang lainnya," tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI