Smart farming juga didasarkan pada kontrol elektronik yang tepat. Hal ini membuka jalan bagi mesin pertanian untuk berkomunikasi satu sama lain karena mereka semua dapat mengakses catatan data lapangan berbentuk elektronik.
Cara kerja petani di konsep smart farming
Para petani yang menggunakan metode smart farming ini membutuhkan sistem manajemen pertanian, aplikasi pertanian, dan platform online untuk mendukung kerja mereka.
Smart farming pun tidak hanya melibatkan mesin individual, tetapi seluruh operasi pertanian. Petani dapat mengakses data secara real-time di perangkat seperti ponsel atau tablet.
Lewat perangkat itu, petani bisa mengakses data seperti kondisi tanah dan tanaman, medan, iklim, cuaca, penggunaan sumber daya, tenaga kerja, pendanaan, proses, hingga hasil evaluasi.
Konsep smart farming versi Gibran
Konsep smart farming pun juga pernah dilontarkan Gibran sebelumnya. Hal itu dia ungkap saat rapat Konsolidasi Publik Rancangan Awal RPJPD Kota Surakarta 2025-2045 di Hotel Solo Paragon, Jawa Tengah, Kamis (4/1/2024).
"Kita tetap menginduk ke 17 prioritas ini. Kepala Bappeda juga sudah memaparkan Solo merupakan kota yang cepat maju dan unggul," kata Gibran, dikutip dari Suara Surakarta - jaringan Suara.com.
Ia mengatakan Kota Solo sudah ada pembangunan fisik yang monumental sehingga ke depan pemerintah ingin fokus juga ke pembangunan nonfisik.
Sebagai contoh, dikatakannya, Solo tidak punya lahan pertanian. Dalam hal ini, ia berharap agar instansi terkait dengan melibatkan kaum muda bisa mulai menerapkan smart farming atau pertanian berbasis digital.
"Kami ingin Dispangtan (Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan) Kota Surakarta, Technopark, BRIDA (Badan Riset dan Inovasi Daerah) coba ke depan fokus smart farming," jelas dia.
Baca Juga: Candaan Cak Imin ke Tom Lembong usai Disebut-sebut Gibran: Ada yang Rindu Rupanya
Upaya tersebut juga perlu melibatkan perguruan tinggi setempat, diantaranya UNS, UMS, dan Unisri.