Wapres Maruf Amin Tegaskan Fatwa Ulama Tak Bisa Diganti AI

Dicky Prastya Suara.Com
Minggu, 21 Januari 2024 | 10:30 WIB
Wapres Maruf Amin Tegaskan Fatwa Ulama Tak Bisa Diganti AI
Wapres Maruf Amin Melakukan Kunjungan Kerja ke China/ Dokumentasi SETWAPRES
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil Presiden RI (Wapres) Maruf Amin menegaskan kalau teknologi kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI) tidak bisa menggantikan peran ulama dalam membuat fatwa.

Ma'ruf Amin menyebut kalau AI hanyalah sekadar alat. Jadi kecerdasan artifisial itu tidak bisa membuat fatwa sebagaimana yang dibuat para ulama.

“Itu kan alat saja. Alat itu hanya memberikan, mengomunikasikan, atau menyebarluaskan, atau menginformasikan. Jadi tidak bisa membuat fatwa," ungkap Ma'ruf Amin, dikutip dari siaran pers Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Minggu (21/1/2024).

Sementara itu, fatwa ulama dibuat oleh mufti yang berarti adalah orang. Makanya, AI yang merupakan alat tidak bisa menggantikan manusia.

Baca Juga: Usai Raffi Ahmad dan Atta Halilintar, Kini Melaney Ricardo Jadi Korban AI

“Mufti itu orang. Jadi tidak mungkin alat itu menjadi mufti,” sambung dia.

Ma'ruf Amin menegaskan kalau mufti juga harus memenuhi persyaratan tertentu sebelum membuat fatwa. Sebab, mereka harus memahami dasar-dasar untuk dijadikan pedoman dalam memberikan fatwa.

“Tidak boleh sembarang orang bisa menjadi mufti. Oleh karena itu, alat tidak bisa menjadi mufti. Dia hanya mengembangkan, menyampaikan, menginformasikan. Jadi enggak mungkin,” tegas dia.

Hal senada juga disampaikan oleh Rektor Universitas Brawijaya, Widodo.  Ia menerangkan kalau alat yang makin canggih membuat kemampuan deteksinya kian baik, sehingga proses pembuatan fatwa juga bakal makin baik.

“Alat ataupun sistem yang dikembangkan itu hanya tool, sarana untuk membantu mufti membuat fatwa. Kira-kira begitu,” ujar Widodo.

Baca Juga: Bukan Hanya Perangkat Baru, Deretan HP Samsung Lawas Ini Bisa Cicipi Galaxy AI

UB sendiri mengumumkan kerja sama dengan perusahaan asing dalam kerangka mengembangkan riset dan tools yang dapat dimanfaatkan dalam autentifikasi halal dan membantu memeriksa kehalalan produk secara lebih efektif.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI