Suara.com - Viral PT Kereta Api Indonesia (Persero) alias PT KAI diduga mengalami serangan siber. Dugaan kebocoran data KAI ini terungkap dalam sebuah unggahan di media sosial X alias Twitter.
Sebuah akun @TodayCyberNews mengatakan kalau ada kelompok hacker yang mengklaim telah mengakses data sensitif dari PT KAI. Hal ini mencakup informasi karyawan, detail pelanggan, dan lainnya.
Dalam foto yang diunggah akun itu, hacker menjual data PT KAI seharga 11,69 Bitcoin atau sekitar Rp 7,8 miliar. Bahkan peretas meminta waktu 15 hari kepada PT KAI untuk meminta tebusan.
"Kelompok tersebut mengancam akan membocorkan data jika negosiasi gagal. PT Kereta Api punya waktu 15 hari untuk merespons. Tetap waspada untuk kabar terbaru. #KeretaApi #DataBreach," tulis akun Today Cyber News, dikutip Selasa (16/1/2024).
Baca Juga: Begini Nasib Said Aqil Siroj di KAI Setelah Dukung Anies-Muhaimin
Di unggahan selanjutnya, sebuah foto diduga berisi ancaman hacker kepada PT KAI kalau mereka bakal membocorkan data tersebut apabila negosiasi gagal. Mereka mengklaim berhasil menyusup ke jaringan KAI selama seminggu.
Sementara itu Vice President Public Relations KAI, Joni Martinus menegaskan bahwa sampai dengan saat ini belum ada bukti bahwa benar ada kebocoran data KAI seperti yang dinarasikan.
"Kami akan tetap melakukan investigasi secara mendalam untuk menelusuri isu tersebut," kata Joni saat dihubungi Suara.com via WhatsApp, Selasa (16/1/2024).
Ia mengklaim kalau sampai saat ini seluruh data KAI aman. Bahkan seluruh sistem operasional IT, pembelian tiket online, hingga layanan face recognition (pindai wajah) boarding gate di semua stasiun KAI masih berjalan dengan baik.
Joni meminta publik untuk tidak khawatir dengan keamanan data di fitur Face Recognition Boarding Gate yang dipergunakan oleh KAI. Sebab KAI telah memiliki manajemen keamanan informasi yang baik.
Baca Juga: KAI Diserang Ransomware, Data Penumpang Ada yang Bocor?
"KAI sudah mengimplementasikan Sistem Manajemen Keamanan Informasi berstandar internasional ISO 27001 tentang Standarisasi Manajemen Keamanan Informasi," beber dia.
Lebih lanjut Joni menegaskan kalau KAI akan bekerja sama dengan pihak berwajib mengusut kasus tersebut. KAI berkomitmen tidak akan tunduk akan kejahatan pemerasan ini.
"KAI secara berkala terus meningkatkan keamanan siber demi kenyamanan para pelanggan untuk tetap menggunakan jasa transportasi massal kereta api yang nyaman, aman dan tepat waktu," jelasnya.