Suara.com - Discord sempat viral di Indonesia gegara kasus selingkuh pilot dan pramugari Citilink. Kini platform chatting itu mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) ke 17 persen karyawannya.
PHK Discord ini diumumkan dalam memo yang diperoleh The Verge, dikutip Jumat (12/1/2024). Diketahui pemecatan ini berdampak pada 170 orang di berbagai divisi.
CEO Discord Jason Citron mengatakan kalau kebijakan PHK ini dimaksudkan untuk mempertajam fokus perusahaan yang berbasis di San Fransisco, Amerika Serikat itu.
"Ini juga meningkatkan cara kami bekerja sama untuk memberikan lebih banyak ketangkasan dalam organisasi kami," ucap Citron.
Baca Juga: Duh! Mesin Sepeda Motor Wanita Ini Dipenuhi Sarang Tawon, Gegara Tak Pernah Servis 5 Tahun
Sebenarnya Discord tidak dalam kondisi kesulitan keuangan sebagaimana beberapa perusahaan teknologi lain yang sudah melakukan PHK. Namun mereka memang belum menghasilkan keuntungan dan menghidupkan kembali pertumbuhan pengguna usai sempat melonjak di pandemi Covid-19.
Citron sendiri mengakui kalau pertumbuhan jumlah karyawannya terlalu cepat selama beberapa tahun terakhir.
"Kami tumbuh dengan cepat dan memperluas tenaga kerja kami lebih cepat lagi, meningkat lima kali lipat sejak tahun 2020," katanya.
Buntut gemuknya jumlah karyawan Discord, Citron menyebut kalau itulah yang menjadi alasan adanya PHK. Ia mengklaim kalau banyaknya jumlah pegawai membuat perusahaan kurang efisien.
Ini bukan kali pertama Discord melakukan PHK. Agustus 2023 lalu, perusahaan sudah memecat 4 persen karyawan, di mana PHK kali ini menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah Discord.
Baca Juga: Kembangkan Teknologi AI, Google PHK Ribuan Karyawan
Discord sendiri sudah mengumpulkan total dana sekitar 1 miliar Dolar AS atau sekitar Rp 15,5 triliun. Perusahaan ini memiliki lebih dari 700 juta Dolar AS uang tunai di neracanya dan bertujuan untuk menghasilkan keuntungan tahun ini, menurut seseorang yang mengetahui masalah tersebut.
Discord juga mempertimbangkan untuk go public alias IPO sejak menolak tawaran akuisisi senilai 12 miliar Dolar AS dari Microsoft pada tahun 2021. Namun rencana itu belum terealisasi hingga saat ini.