Suara.com - Dilansir dari laman GSM Arena, mengutip Bloomberg, Jumat (12/1/2024), tertera analisa belanja aplikasi 2023.
Analisis juga mengungkapkan bahwa konsumen bertahan lebih lama menggunakan ponsel pintar mereka.
Indonesia menduduki peringkat tertinggi di antara negara-negara lainnya, dengan rata-rata lebih dari 6 jam per orang setiap hari.
Rata-rata di 10 pasar teratas mencapai 5 jam penggunaan aplikasi setiap hari, dan pembelanjaan juga meningkat sebesar 3 persen.
Baca Juga: Cara Menghapus Repost di TikTok
Aplikasi yang paling banyak diunduh adalah Shein dan Temu, dan Temu adalah aplikasi yang paling banyak diunduh di 125 negara.
Di negara lain, sektor perjalanan dan tiket mengalami peningkatan popularitas dan belanja.
Menurut data, aplikasi AI generatif melampaui belanja konsumen bulanan sebesar 10 miliar Dolar AS (Rp155,55 triliun) pada akhir 2023.
Selain itu, tercatat TikTok melampaui pengeluaran dalam aplikasi sebesar 10 miliar Dolar AS atau sekitar (Rp155,55 triliun).
Kondisi ini menjadikannya aplikasi pertama yang mencapai ambang batas ini.
Baca Juga: Menilik Media Sosial yang Menjadi Senjata Pemenangan Hati Pemilih
Semua ini tertera pada analisis belanja aplikasi untuk 2023, tercatat peningkatan pendapat sebesar 11 persen.
Penyebabnya adalah permintaan terhadap platform video.
Namun, game turun 2 persen setiap tahunnya.
Pencapaian ini dicapai melalui sebuah sistem yang memungkinkan pengguna memberi tip kepada kreator dan live streamer favorit mereka.
Peneliti pasar mengatakan media sosial milik ByteDance “membuka rahasia monetisasi di perangkat seluler”.
Pengeluaran untuk aplikasi, dibandingkan game, meningkat pada 2023, karena pengguna membayar lebih untuk streaming, konten buatan pengguna, dan aplikasi kencan.
Namun, pendorong pendapatan terbesar di seluler tetap berasal dari iklan, sementara dua pertiga penjualan seluler berasal dari iklan seluler, mencapai 362 miliar Dolar AS (Rp5.631,11 triliun).
Jumlah ini mengalami peningkatan sebesar 8 persen dibandingkan 2022.