Suara.com - Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengatakan Sumedang di Jawa Barat memiliki nasib seperti beberapa kota di Indonesia yang dilintasi oleh sesar aktif.
Diwartakan sebelumnya BMKG telah menemukan sesar aktif yang melintasi Kota Sumedang dan memicu gempa merusak pada 31 Desember 2023 kemarin. Sesar aktif itu kemudian dinamai Sesar Sumedang.
"Gempa Sumedang menjadi human interest terkait nama sesar pembangkit gempa. Data hiposenter gempa BMKG terelokasi menunjukkan kluster seismisitas cenderung berarah Utara-Selatan, melintasi Kota Sumedang," kata Daryono dalam sebuah webinar di Jakarta, Kamis (11/1/2024).
Menurut dia, Sumedang mirip sejumlah kota yang dilalui jalur sesar aktif seperti Palu dengan Sesar Palu-Koro; Sorong dengan Sesar Sorong; Aceh dengan Sesar Aceh; Gorontalo dengan Sesar Gorontalo; Semarang dengan Sesar Semarang; dan Lembang dengan Sesar Lembang.
Baca Juga: Ucie Sucita Sempat Rasakan Gempa Sumedang: Mobil sampai Goyang
"Nama sesar aktif merujuk nama tempat yang berisiko sehingga akan memberikan muatan pesan kesiapsiagaan dan edukasi mitigasi gempa bumi bagi masyarakat setempat," kata Daryono.
Lebih lanjut Daryono menerangkan gempa Sumedang yang terjadi akhir tahun 2023 itu diduga merupakan perulangan gempa pada 14 Agustus 1955.
"Jangan melupakan sejarah, dalam seismologi kita mengenal konsep return period atau periode ulang gempa, bahwa gempa yang pernah terjadi di suatu tempat, satu saat akan terjadi lagi," ujar dia.
Ia menambahkan bahwa gempa Sumedang memberi pesan agar orang mempelajari sejarah gempa masa lalu di daerah masing-masing.
"Bisa jadi suatu saat gempa akan terjadi lagi menghampiri tempat yang kita anggap aman karena ketidaktahuan akan sejarah gempa merusak masa lalu," tuturnya.
Baca Juga: Pj Gubernur Jabar Pastikan Tak Ada Penutupan Tol Cisumdawu Pasca Gempa Sumedang
Ia mengatakan periode ulang gempa juga memberi pesan bahwa pentingnya kesiapsiagaan (preparedness) terhadap bencana gempa bumi yang mungkin terjadi di masa yang akan datang.
Daryono mengemukakan gempa Sumedang dipicu aktivitas sesar aktif yang belum terpetakan. Gempa Sumedang mirip gempa Solok M5,3 pada 2019, gempa Ambon M6,5 (2019), gempa Laut Flores M7,4 (2021), gempa Ampana Sulawesi Tengah M6,5 (2021) dan Gempa Cianjur M5,6 (2022).