Suara.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG mewanti-wanti bahwa ada potensi gempa hingga magnitudo 5,6 akibat sesar Sumedang yang baru saja ditemukan di Jawa Barat.
Kapuslitbang BMKG Rahmat Triyono di Jakarta, Kamis (11/1/2024) mengatakan hal tersebut dalam diskusi online bertajuk "Kupas Tuntas Gempa Sumedang M4,8 31 Desember 2023".
"Estimasi panjang sesar Sumedang berdasarkan seismisitas gempa-gempa susulan kurang lebih tujuh km, dengan potensi maksimal magnitudo 5,6," kata Rahmat.
Lebih lanjut ia menambahkan Sesar Sumedang diduga merupakan kelurusan dari sesar Tampomas, dengan estimasi panjang sesar Tampomas-Sumedang kurang lebih 15 km.
Baca Juga: Pj Gubernur Jabar Pastikan Tak Ada Penutupan Tol Cisumdawu Pasca Gempa Sumedang
"Namun masih perlu survei mendalam antarlintas sektoral melalui kajian sesar aktif dari pendanaan IDRIP (Indonesia Disaster Resilience Initiatives Project) untuk memastikan lokasi dan lintasan jalur sesar Sumedang," tuturnya.
Rahmat meneruskan, sebagai upaya mitigasi ke depan perlu meninjau ulang kembali peraturan daerah mengenai tata ruang di wilayah Sumedang.
"Hal itu dikarenakan di bawah Kota Sumedang terdapat sesar aktif," katanya.
Di samping itu, kata dia, diperlukan juga pengecekan konstruksi jalan tol yang dilalui sesar Sumedang oleh pemangku kepentingan terkait.
Dalam kesempatan sama, peneliti gempa dari BMKG Pepen Supendi mengatakan Jawa Barat merupakan kawasan aktif gempa bumi tektonik, hal ini disebabkan oleh tumbukan lempeng Indo-Australia dengan lempeng Eurasia.
Baca Juga: Sumedang Diguncang Gempa Lagi, 400 Rumah Rusak dan 500 Orang Ngungsi!
Ia menambahkan aktivitas gempa di Jawa Barat banyak diakibatkan oleh aktivitas pergerakan lempeng di zona subduksi dan sesar aktif di daratan.
Ia menyebutkan sumber gempa sesar aktif di Jawa Barat, yakni sesar Cimandiri, sesar Cugenang, sesar Lembang, sesar Cipamingkis, sesar Garsela, sesar Baribis, sesar Cicalengka, sesar Cileunyi-Tanjungsari, sesar Tomo, sesar Cipeles, serta beberapa sesar aktif lainnya yang belum terpetakan.
Ia mengatakan pemetaan sesar-sesar aktif ini sangat penting untuk memperbaharui peta bahaya gempa yang ada dan memahami potensi bencana yang dapat ditimbulkannya, sekaligus penerapan building code yang baik diikuti oleh law enforcement yang baik pula.
"Sehingga harapan kita merasa aman dan nyaman berada di wilayah rawan gempa, namun tentunya tetap waspada," ucapnya. [Antara]