Makin Rawan Gempa, BMKG Temukan Sesar Baru di Bawah Kota Sumedang

Liberty Jemadu Suara.Com
Senin, 08 Januari 2024 | 15:49 WIB
Makin Rawan Gempa, BMKG Temukan Sesar Baru di Bawah Kota Sumedang
BMKG menemukan Sesar Sumedang, yang memicu gempa Sumedang pada akhir Desember 2023. [BMKG/Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menemukan sesar baru yang melintas tepat di bawah Kota Sumedang, Jawa Barat. Sesar aktif inilah yang memicu gempa merusak pada 31 Desember 2023 kemarin.


Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (8/1/2024) mengatakan Sesar Sumedang, demikian nama sesar aktif tersebut, ditemukan setelah pihaknya melakukan serangkaian survei.


"Memperhatikan sebaran gempa bumi susulan, tatanan tektonik, dan analisis mekanisme sumbernya, gempa bumi tersebut disebabkan oleh sesar aktif yang melewati Kota Sumedang yang semula belum terpetakan sesuai analisis data seismisitas BMKG, maka disebut Sesar Sumedang," kata Dwikorita.


BMKG telah melakukan survei seismisitas, survei makroseismik, survei mikrozonasi, survei deformasi, pemotretan udara dengan lidar, evaluasi morfotektonik, dan survei struktur sesar bawah permukaan untuk memetakan penyebab utama gempa Sumedang.

Baca Juga: BMKG Deteksi 7 Sesar Aktif di Sekeliling Cianjur


"Survei-survei tersebut dilakukan untuk memetakan aktivitas dan sebaran gempa bumi serta mengetahui secara detail penyebab utama terjadinya gempa bumi tersebut, termasuk mengidentifikasi dan memvalidasi jalur sesar," katanya.


Ia menyampaikan bahwa wilayah Kabupaten Sumedang merupakan wilayah yang rawan mengalami gempa bumi dengan sumber gempa dari zona tumbukan Lempeng Indo-Australia dan Eurasia di Samudra Hindia.


Selain itu, ia melanjutkan, ada sesar aktif di daratan yang sudah terpetakan seperti Sesar Cimandiri, Sesar Cugenang, Sesar Lembang, Sesar Cipamingkis, Sesar Garsela, Sesar Baribis, Sesar Cicalengka, Sesar Cileunyi-Tanjungsari, Sesar Tomo, dan Sesar Cipeles serta beberapa sesar aktif yang belum terpetakan yang dapat memicu gempa bumi di wilayah tersebut.


Berdasarkan Katalog Gempa Bumi Merusak BMKG dari 2020, kata Dwikorita, wilayah Sumedang pada 14 Agustus 1955 mengalami gempa bumi yang menyebabkan kerusakan banyak bangunan dan pada 19 Desember 1972 menghadapi gempa bumi dengan magnitudo 4,5 yang mengakibatkan kerusakan bangunan dan longsoran.


"Gempa yang terjadi pada 31 Desember 2023 lalu tidak hanya dirasakan di Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Bandung saja, namun juga dirasakan hingga Kota Bandung, Kabupaten Sumedang, hingga Kabupaten Garut," katanya.

Baca Juga: Riset Sesar Aktif Harus Ditingkatkan untuk Perkuat Mitigasi Gempa


Sebagai bagian dari upaya mitigasi, BMKG bersama dengan Pemerintah Kabupaten Sumedang, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kantor Pencarian dan Pertolongan, dan Kementerian Sosial bersinergi untuk meningkatkan literasi masyarakat mengenai kegempaan, termasuk soal langkah-langkah mitigasi dan penyelamatan diri yang harus dijalankan sebelum, pada saat, dan sesudah terjadi gempa bumi.


Dwikorita mengatakan bahwa BMKG telah menyampaikan beberapa rekomendasi upaya mitigasi kepada pemerintah daerah dan instansi terkait.


Rekomendasi yang dimaksud di antaranya tertuang dalam evaluasi rencana tata ruang dan wilayah Kabupaten Sumedang dengan mempertimbangkan peta zona bahaya gempa bumi serta pelamparan sesar aktif (Sesar Sumedang).


Selain itu, BMKG menyampaikan hasil evaluasi dan penerapan aturan standar bangunan tahan gempa berdasarkan peta mikro-zonasi berbasis Peak Ground Acceleration (PGA) serta rekomendasi program edukasi dan sosialisasi kebencanaan yang berkesinambungan.


BMKG juga menyampaikan pentingnya menjaga masyarakat agar tidak mudah terpengaruh isu-isu yang tidak jelas sumbernya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI