Namun, jaksa federal mengatakan Aylo tidak menghapus semua video yang diminta para korban. Bahkan perusahaan itu juga enggan menghapus channel resmi GDP dari platformnya hingga Oktober 2019.
“Kami sedih mengetahui bahwa sebuah perusahaan produksi menggunakan cara-cara kriminal untuk memproduksi kontennya dan menyerahkan dokumentasi izin yang kini kami tahu diperoleh melalui penipuan dan paksaan,” kata Manajemen Aylo lewat pernyataannya.
“Kita harus waspada untuk menghentikan mereka yang ingin menggunakan platform kita secara ilegal, dan untuk menanggapi ancaman dan tantangan yang terus berubah,” tegas perusahaan.