Suara.com - Raksasa teknologi asal China, Huawei, dilaporkan bakal segera menjadi perusahaan terbuka atau yang biasa dikenal initial public offering (IPO). IPO Huawei diperkirakan terjadi tahun 2024 mendatang.
Sebenarnya rencana menjadi perusahaan Tbk ini bertentangan dengan pernyataan CEO Huawei Ren Zhengfei di masa lalu. Kala itu Zhengfei menegaskan kalau Huawei tidak akan go public.
Namun keputusan ini bisa berubah mulai tahun depan apabila kepentingan nasional Tiongkok dipertaruhkan. Lebih lagi itu juga menjadi cara baru Huawei untuk mencari sumber investasi.
Jika benar mau IPO, nilai perusahaan Huawei kemungkinan mencapai 128 miliar Dolar AS atau sekitar Rp 1.981 triliun, sebagaimana dilaporkan Gizmochina, Kamis (21/12/2023).
Baca Juga: Sinopsis Derailment, Drama China Baru Bertema Dunia Paralel
Para investor di China bisa memainkan peran penting dalam mendorong pertumbuhan Huawei. Ini akan mirip seperti kesuksesan SMIC, produsen chip yang dikeluarkan dari bursa Amerika namun berkembang pesat setelah IPO di Shanghai.
Dengan meningkatkan modal melalui pasar publik, Huawei mungkin dapat mempercepat perkembangannya dan mendapatkan kembali keunggulannya dalam persaingan teknologi global.
Hanya waktu yang dapat membuktikan apakah rencana IPO Huawei akan terwujud. Namun kemungkinan IPO ini bisa menandai perubahan signifikan bagi perusahaan.
Nasib Huawei memang kembang-kempis dalam beberapa tahun terakhir akibat diblokir Amerika Serikat. Mereka tidak diizinkan menggunakan teknologi buatan AS, dari prosesor 5G hingga sistem operasi Android buatan Google.
Namun Huawei berhasil melewatinya dengan meluncurkan chipset seri Kirin 9000s buatan sendiri. Bahkan mereka sukses meluncurkan smartphone 5G meskipun diblokir AS.
Baca Juga: Sinergi Multi Lestarindo IPO, Incar Dana Rp 88,5 Miliar untuk Ekspansi
Baru-baru ini Huawei juga mengumumkan laptop Qingyun L540 yang ditenagai oleh Kirin 9006C, sebuah chip 5nm, yang kembali menentang sanksi AS.
Kendati mengesankan, kebijakan AS ini memang berdampak buruk pada Huawei. Margin keuntungan perusahaan sempat anjlok 7 persen di tahun 2022 dengan laba bersih hanya 5,1 miliar Dolar AS atau Rp 79 triliun.