BAKTI Kominfo Akui Sulit Selesaikan Sisa Proyek BTS 4G di Area Kahar

Dicky Prastya Suara.Com
Jum'at, 15 Desember 2023 | 19:12 WIB
BAKTI Kominfo Akui Sulit Selesaikan Sisa Proyek BTS 4G di Area Kahar
Tower BTS 4G Bakti Kominfo di Desa Wayharu, Pesisir Barat, Lampung. [ANTARA]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi Kementerian Komunikasi dan Informatika (BAKTI Kominfo) mengakui sulit menyelesaikan sisa proyek pembangunan base transceiver station alias BTS 4G yang berada di area kahar.

Area kahar adalah sebuah wilayah dengan kondisi tidak terduga yang tidak dapat diantisipasi ataupun dikendalikan. Dirut BAKTI Kominfo Fadhilah Mathar menerangkan kalau pihaknya masih menunggu situasi lebih aman untuk menyelesaikan proyek tersebut.

"Karena kami kan mendahulukan kepentingan keamanan pekerja yang bantu BAKTI," kata perempuan yang akrab disapa Indah ini saat konferensi pers di kantor BAKTI Kominfo, Jakarta, Jumat (15/12/2023).

Selain itu, Indah mengaku kalau pihaknya terus berkoordinasi dengan pihak keamanan setempat untuk melanjutkan pembangunan protek tersebut.

Baca Juga: Dirut BAKTI Kominfo Curhat soal Efek Kasus Korupsi BTS 4G Johnny G Plate

Ia kemudian bercerita soal kasus pembangunan BTS 4G di wilayah Pegunungan Bintang, Provinsi Papua Pegunungan, yang terjadi sekitar Mei 2023 lalu. Kala itu ada pekerja yang menjadi korban kelompok kriminal bersenjata (KKB).

Dirut BAKTI Kominfo Fadhilah Mathar saat ditemui di Kantor BAKTI Kominfo, Jakarta, Jumat (15/12/2023).
Dirut BAKTI Kominfo Fadhilah Mathar saat ditemui di Kantor BAKTI Kominfo, Jakarta, Jumat (15/12/2023).

"Terakhir itu kan yang di Pegunungan Bintang. Waktu itu yang disampaikan oleh Pemda (Pemerintah Daerah), bahwa itu (menara BTS) sudah bisa dibangun. Akhirnya pekerja ke sana. Tapi yang terjadi kan akhirnya tangannya (korban) ditebas," papar dia.

Maka dari itu pihaknya masih menunggu situasi untuk melanjutkan proyek pembangunan dengan catatan situasi di area kahar sudah aman.

Indah menerangkan, jumlah menara BTS 4G yang sudah dikerjakan BAKTI Kominfo saat ini totalnya adalah 5.618. Namun ada 730 menara BTS yang bertempat di area kahar dan belum bisa diselesaikan.

Maka dari itu pihaknya masih terus melakukan penilaian apakah semua menara BTS 4G yang dibangun saat ini bisa on-air alias siap digunakan masyarakat.

Baca Juga: Wamendagri Ingatkan Seluruh Anggota MRP Papua Barat Daya Harus Mampu Lindungi Hak-hak Orang Asli Papua

Kendati begitu Indah memastikan kalau menara BTS 4G sisanya sudah selesai dan akan diresmikan kira-kira minggu depan.

Proyek BTS 4G terkendala keamanan
Sebelumnya Direktur Infrastruktur BAKTI Kementerian Kominfo Danny Januar Ismawan menyatakan berdasarkan perencanaan awal jumlah desa yang belum terlayani layanan 4G sebanyak 12.548.

“Jumlah terbagi menjadi dua. Penugasannya, 9.113 dibagun Pemerintah melalui BAKTI Kominfo di wilayah 3T, kemudian di wilayah non-3T ada 3.435 dilaksanakan oleh operator seluler melalui penugasan dari Kementerian Kominfo,” paparnya saat konferensi pers di Kantor BAKTI Kominfo pada Selasa (24/10/2023).

Menurut Direktur Danny Ismawan, dari 9.113 titik, data final yang menjadi target pembangunan sebanyak 7.904 lokasi.

"Jumlah itu, dalam perjalanannya, yang dikontrak oleh BAKTI di tahun 2021 total ada 5.618. Saat ini 4.343 sudah on-air, artinya perangkat elektroniknya sudah terinstal, tower-nya sudah berdiri, dan sudah melayani masyarakat,” ujarnya.

Selain itu, ada juga tambahan 630 site yang siap dinyalakan, sehingga sudah ada potensi lebih dari 4.900 BTS yang bakal dimanfaatkan secara penuh, apabila proses hukum diselesaikan.

"Sisanya saat ini ada total lebih dari 600 lokasi yang menurut kami perlu treatment khusus, yang sebagian besar ada di Indonesia timur, Papua, yang sebagian besar berada di wilayah yang bermasalah dari aspek keamanan,” tandas Direktur Infrastruktur BAKTI Kementerian Kominfo.

Oleh karena itu, Direktur Infrastruktur BAKTI Kementerian Kominfo Danny Januar Ismawan menegaskan ke depan akan menyelesaikan dengan penanganan yang lebih khusus dengan melibatkan dari TNI dan Polri.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI