Suara.com - XL Axiata Future Leaders (XLFL) 2023 kembali menggelar National Conference 2023.
Sebanyak 190 mahasiswa penerima manfaat (awardee) yang telah menyelesaikan program XLFL angkatan ke-10 selama dua tahun penuh, telah diwisuda.
Program ini juga telah melahirkan sekitar 75 social innovation project yang diprakarsai para penerima manfaat berdasarkan permasalahan sosial dari waktu ke waktu.
Lulusan angkatan ke-10 ini berasal dari berbagai kampus yang berada di 6 provinsi, seperti Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Brawijaya (UB), Universitas Gadjah Mada (UGM), dan lain sebagainya.
Baca Juga: Mengenal 15 Solusi Berbasis IoT dan AI dalam Ekosistem Green Smart City XL Axiata
Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, XL Axiata juga membimbing, memfasilitasi pelatihan pemanfaatan teknologi Internet of Things (IoT) bagi para penerima awardee yang telah dimulai sejak 2019.
Dalam rangkaian acara National Conference 2023, para-awardee dari angkatan ke-10 menampilkan dan mempresentasikan solusi digital berbasis paduan antara Artificial Intelligence (AI) dan Internet of Things (IoT) yang dipersiapkan sebagai use case di era 5G mendatang.
Proyek ini sekaligus menjadi bagian dari syarat kelulusan para-awardee.
Presiden Direktur & CEO XL Axiata, Dian Siswarini, merasa bangga dengan pencapaian XLFL yang telah mengajar 1.500 mahasiswa, para calon pemimpin masa depan Indonesia, dengan total pendaftar lebih dari 174.000 mahasiswa dalam 10 tahun.
"Komitmen XL Axiata untuk terus mendukung dunia pendidikan akan kami lanjutkan. Selanjutnya, XL Axiata akan lebih berfokus program pemberdayaan perempuan, yaitu Sisternet," ujarnya dalam keterangan resminya, Rabu (13/12/2023).
Baca Juga: Renspos Positif Layanan Konvergensi, Axiata Group Dorong Delayering XL Axiata dan Link Net
Lebih jauh, tugas pembuatan proyek berbasis AI dan IoT diberikan kepada pada XLFL awardee sebagai bentuk respon dari masifnya kemajuan teknologi.
XL Axiata berharap program ini dapat membentuk kemampuan awardee untuk mensistematisasi penyelesaian masalah yang umumnya dimiliki manusia ke dalam bentuk model yang bisa diimplementasikan oleh komputer.
Dalam rangkaian 10 tahun XL Future Leaders berkiprah di Indonesia, terdapat total 16 proyek berbasis IoT yang dikembangkan oleh para awardee angkatan ke-10, sekaligus menjadi syarat kelulusannya.
Ada Hydrophonix yang mengangkat teknologi untuk memonitor kondisi temperatur, level PH, hingga sinar matahari yang dilengkapi dengan otomasi pemberian nutrisi.
Kemudian ada X-Maggot yang dapat membantu para petani black soldier fly untuk mengontrol kondisi maggot.
Tak ketinggalan juga, ada Temptrax yang menjadi solusi dari temperatur komoditas yang diantar menggunakan supply cold chain.
Karya tersebut merupakan ide yang diproduksi dan dikembangkan oleh para-awardee XLFL berdasarkan riset pasar yang mereka lakukan selama beberapa bulan.
Selama proses pengembangan proyek, setiap kelompok akan mendapatkan pendampingan dari Lab IoT milik XL Axiata, yaitu XCamp melalui program AI Maker Development Program.
Pendampingan yang diberikan berupa pengenalan IoT dan AI, business model development, hingga pembangunan prototype produk.
Belasan proyek tersebut berfokus untuk menjawab kebutuhan digitalisasi pada enam sektor, yaitu agrikultur, smart city, manufaktur, pertanian dan perikanan, utilitas dan energi, serta kesehatan.
Keenam sektor tersebut juga memiliki peluang besar dan kemampuan penyerapan yang tinggi untuk beradaptasi dengan teknologi AI dan IoT.
Seluruh produk IoT buatan mahasiswa tersebut dinilai berdasarkan tingkat inovasi dan tingkat profitabilitas.
Para pemenang dengan inovasi terbaik mendapatkan hadiah dalam bentuk dana.
Selain itu, XL Axiata juga membuka kesempatan bagi lima proyek terbaik untuk menjadi partner bisnis XL Axiata dalam pengembangan produk IoT untuk memenuhi kebutuhan pasar, melalui XCamp.