Tak Ada Peningkatan Aktivitas Vulkanik Gunung Salak, Tapi Waspadai Erupsi Freatik

Liberty Jemadu Suara.Com
Senin, 11 Desember 2023 | 20:40 WIB
Tak Ada Peningkatan Aktivitas Vulkanik Gunung Salak, Tapi Waspadai Erupsi Freatik
PVMBG menegaskan tidak ada peningkatan aktivitas vulkanik di Gunung Salak di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menegaskan tidak ada peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Salak yang berlokasi di Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

PVMBG, dalam siaran persnya, Senin (11/12/2023) mengatakan Gunung Salak tidak mengalami peningkatan aktivitas vulkanik dan tetap berada pada Level I (Normal), meski ada peningkatan gempa tektonik di sekitar gunung api tersebut.

Sebelumnya memang terjadi beberapa kali gempa tektonik lokal di sekitar Gunung Salak, termasuk gempa magnitudo 4 di Barat Daya Kota Bogor pada 8 Desember pekan lalu.

PVMBG mencatat frekuensi gempa tektonik lokal sekitar Gunung Salak meningkat di atas 4 kali per hari pada 6 Desember menjadi 8 kejadian; 7 kali gempa pada 7 Desember; dan 7 kali gempa pada 8 Desember.

Baca Juga: Pendaki Gunung Marapi Sempat Terkena Abu Vulkanik, Ini Bahayanya Bagi Tubuh

Selama 1 - 9 Desember, PVMBG juga mencatat total 31 gempa tektonik jauh dan 22 gempa tektonik lokal di sekitar Gunung Salak.

"Tetapi gempa vulkanik sebagai indikasi aktivitas Gunung Salak tidak terekam," tegas PVMBG dalam siaran pers Senin (11/12/2023).

"Gunung Salak tidak mengalami peningkatan aktivitas vulkanik dan tetap berada pada Level I (Normal)," lanjut lembaga yang berada di bawah Kementerian ESDM tersebut.

Meski demikian PVMBG mewanti-wati masyarakat dan wisatawan untuk tidak mendekati 3 kawah aktif Gunung Salak - yakni Kawah Ratu, Kawah Hirup dan Kawah Paeh - untuk menghindari akumulasi gas akibat erupsi freatik.

"Meskipun dari kegempaan cenderung normal, namun tetap perlu diwaspadai terjadinya erupsi freatik, berupa semburan lumpur atau erupsi uap air yang dapat terjadi tiba-tiba, pasca-terjadinya kenaikan gempa tektonik lokal beberapa hari lalu," terang PVMBG.

Baca Juga: 5 Dampak Abu Vulkanik Bagi Kesehatan dan Lingkungan

"Di musim hujan, tingkat kelembaban udara di sekitar kawah akan lebih tinggi, sehingga gas-gas vulkanik akan sulit terurai, yang menyebabkan konsentrasi gas-gasnya akan meningkat dan dapat membahayakan kehidupan," lanjut institusi tersebut.

Erupsi freatik sendiri adalah erupsi yang terjadi ketika magma memanaskan air tanah atau air permukaan. Temperatur magma yang ekstrem 500 - 1.170 derajat Celcius - menyebabkan penguapan air yang hampir seketika hingga menghasilkan ledakan.

Erupsi terakhir Gunung Salak terjadi 1938 dan berupa erupsi freatik dari Kawah Cikuluwung Putri. Sejak itu kegiatan terakhir hanya berupa bualan lumpur di Kawah Ratu dan Kawah Hirup serta tembusan solfatara juga fumarol di Kawah Ratu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI