Suara.com - Sebuah kota di Brasil resmi mengesahkan undang-undang yang diusulkan anggota parlemen, atau yang kita kenal sebagai DPR. Menariknya, regulasi baru ini dihasilkan oleh teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dari chatbot ChatGPT milik OpenAI.
Undang-undang ini disahkan oleh anggota dewan Porto Alegre, sebuah kota di Brasil. Lebih mengejutkan lagi, ChatGPT sukses menyelesaikan draf UU ini hanya dalam waktu 15 detik.
Salah satu anggota dewan yang menggagas aturan itu, Ramiro Rosario mengatakan, draf tersebut telah ditulis oleh AI sejak minggu lalu, atau sekitar enam hari setelah UU baru itu berlaku per 23 November 2023.
Naskah itu kemudian diperiksa oleh beberapa komite dewan dan akhirnya disahkan 36 orang seluruhnya lewat pemungutan suara yang dilakukan Oktober lalu.
"Undang-undang Brasil pertama yang dibuat secara eksklusif oleh AI berlaku di Porto Alegre," ucap Rosario, dikutip dari Silicon, Rabu (6/12/2023).
Rosario yang menyebut dirinya sebagai tech enthusiast mengakui kalau parlemen meminta sebuah regulasi yang mencegah mereka dari tuntutan apabila meteran air milik kota dicuri.
Dia kemudian meminta ChatGPT membuat UU tersebut dengan kalimat, "“Buat undang-undang kota untuk kota Porto Alegre, yang berasal dari badan legislatif dan bukan eksekutif, yang melarang Departemen Air dan Limbah Kota membebankan biaya kepada pemilik properti untuk pembayaran meteran air baru jika dicuri.”
ChatGPT pun sukses menyelesaikan draf tersebut hanya dalam 15 detik. Ia mengaku terkejut karena platform chatbot itu berhasil menulisnya dengan baik dan terdiri dari delapan sub bagian.
Selain persyaratan dasar, ChatGPT juga menulis saran soal penetapan batas waktu 30 hari bagai pemerintah kota untuk mengganti meteran air yang dicuri.
Baca Juga: Profil Dalberto, Pemain Liga 3 Brasil Jadi Winger Baru Madura United di BRI Liga 1 Musim 2023-2024
Jika hal itu tidak berhasil dipenuhi, maka itu membebaskan pemilik properti dari membayar tagihan mereka.
Ia mengakui kalau penyusunan draf UU seperti itu biasanya membutuhkan waktu tiga hari. Dia pun juga harus melakukan pertemuan dengan tim hingga pakar hukum untuk menyelesaikannya.
“Ini adalah proses yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam RUU yang dibuat oleh AI, yang menghasilkan saran-saran yang sejalan dengan prinsip dan nilai mandat saya. Saya tahu saya harus menandatanganinya,” beber dia.
Presiden Dewan, Hamilton Sossmeier awalnya mengkritik Rosario soal UU buatan AI tersebut. Ia menganggap kalau itu merupakan tindakan berbahaya.
Namun setelah ditelisik, Sossmeier akhirnya sepakat dengan aturan buatan ChatGPT tersebut.
"Ini akan menjadi tren," kata Rosario.