Tercatat 37 persen responden mengatakan tertarik dengan iklan yang didukung oleh AI dan menganggapnya sebagai bagian dari pengalaman digital mereka.
Selain itu, AI juga kerap digunakan untuk proses pengambilan keputusan algoritmik di berbagai sektor, seperti persetujuan pinjaman dan rekrutmen kerja.
Dengan tujuan untuk pengambilan keputusan secara lebih cepat dan berbasis data, pemanfaatan AI yang berbasis mesin pembelajaran ini pun memunculkan kekhawatiran akan risiko bias dan diskriminasi dalam penerapannya.
Ancaman AI bagi orang Indonesia
Selain membuat banyak orang Indonesia jadi pengangguran, riset Populix mengungkapkan kalau AI juga menimbulkan kekhawatiran dari sisi privasi, keamanan, hingga bias.
Jonathan menyebutkan, teknologi AI yang berasal dari mesin pembelajaran membawa risiko bias dan diskriminasi ketika dimanfaatkan untuk pengambilan keputusan dalam konteks perekrutan tenaga kerja, persetujuan pinjaman, dan peradilan pidana.
Sementara itu, pengumpulan dan pemanfaatan data pribadi secara ekstensif untuk pengaplikasian teknologi AI menimbulkan pertanyaan tentang privasi data.
"Hal ini berpotensi pada pelanggaran data hingga penyalahgunaan informasi pribadi," urai dia.
Lebih dari itu, semakin canggihnya serangan siber yang didukung AI pun turut membawa ancaman serius terhadap keamanan online. Dengan minimnya keterampilan literasi internet yang diajarkan dalam sistem pendidikan di Indonesia, risiko penipuan yang didukung AI menjadi semakin meresahkan.
Untuk itulah Jonathan menyarankan, perusahaan-perusahaan di Indonesia perlu mengambil serangkaian upaya untuk memastikan penggunaan AI yang bertanggung jawab.
Baca Juga: 10 Istilah Teknologi AI Ini Perlu Kamu Tahu!
Untuk mengurangi risiko bias dalam penggunaan AI, Jonathan mencontohkan, perusahaan dapat melakukan audit pada data yang digunakan untuk melatih model AI. Sebab penting untuk memastikan bahwa pengumpulan data dan pelabelan data bersifat netral serta mencakup representatif demografi yang merata.