Siasat Google Jadikan Spotify Anak Emas Ketimbang Aplikasi Android Lain

Dicky Prastya Suara.Com
Kamis, 23 November 2023 | 10:26 WIB
Siasat Google Jadikan Spotify Anak Emas Ketimbang Aplikasi Android Lain
Ilustrasi Aplikasi Spotify, Instafest Spotify (Pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Spotify ternyata dijadikan anak emas oleh Google karena memiliki kontrak yang amat menguntungkan ketimbang aplikasi lain. Hal ini terungkap saat Google menjalani sidang hukum melawan Epic Games.

Ternyata Spotify diam-diam memiliki kerja sama dengan Google. Mereka membayar komisi 0 persen alias gratis ketika pengguna berlangganan akun premium dan membayarnya langsung dari aplikasi.

Kebijakan ini berbeda dengan aplikasi lain, di mana Google mengharuskan komisi 15 persen apabila pengguna berlangganan, sebagaimana dikutip dari Times Now News, Kamis (23/11/2023).

Head of Worldwide Partnerships Google, Don Harrison beralasan kalau kesuksesan Spotify yang jadi faktor kenapa Google menyepakati kerja sama itu.

Baca Juga: Spotify Klaim Bisa Bangkrut Jika Disuruh Bayar Royalti Lebih ke Pemusik

Harrison menjelaskan kalau penjualan HP Android akan terganggu apabila layanan Spotify tidak berfungsi lancar di seluruh layanan Google Play maupun produk lainnya.

Kerja sama ini berbeda dengan kebijakan Google yang disebut User Choice Billing. Sebab aturan itu menetapkan komisi sekitar 11 persen untuk pengembang aplikasi apabila mereka menggunakan sistem pembayaran langsung dari platformnya sendiri.

Nah di kasus Spotify, penarikan komisi ini dihilangkan. Itu menunjukkan kalau Google berpengaruh besar bagi platform streaming musik tersebut.

Sebagai bagian dari kesepakatan unik ini, Google dan Spotify masing-masing menyumbang 50 juta Dolar AS atau sekitar Rp 780 miliar.

Biaya ini kemungkinan ditujukan untuk meningkatkan kolaborasi mereka sekaligus memastikan kesuksesan Spotify di masa depan di platform Android.

Baca Juga: Cara Membuat Spotify Pink, Dijamin Anti Bosan!

Menanggapi itu, Juru bicara Google menjelaskan kalau kebijakan komisi ini sebenarnya tidak berlaku untuk semua pengembang aplikasi. Sejumlah developer mungkin menyetor komisi dengan tarif yang berbeda.

Google berpendapat kalau hubungan khusus ini sangat penting untuk mengarahkan konsumen ke Android maupun Google Play, serta membantu para pengembang dalam jangka panjang.

Di sisi lain, Spotify secara terbuka memang menentang kebijakan komisi aplikasi ini. Lebih rinci, ia menolak membayar komisi 30 persen ke App Store milik Apple.

Pertengahan tahun 2023 kemarin misalnya, Spotify sudah menarik sistem pembayaran untuk para pelanggannya yang menggunakan produk Apple.

Perusahaan asal Swedia itu juga bergabung ke dalam Koalisi untuk Keadilan Aplikasi, yang mana kelompok itu bertujuan menciptakan ekosistem yang lebih baik untuk para pengembang.

Kesepakatan Spotify dan Google ini menunjukkan kalau aplikasi ternyata memiliki pengaruh kuat apabila memiliki popularitas. Tentunya kerja sama keduanya itu amat menguntungkan Spotify. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI