Suara.com - Berkembangnya jaringan internet membuat semua orang dapat mengakses apa saja, termasuk memainkan game dewasa. Berikut terdapat dampak negatif bagi anak di bawah umur yang memainkan game dewasa seperti College Brawl.
Perlu diketahui, judul game seperti College Brawl dan Two Horns kerap berseliweran di TikTok. Konten itu masuk FYP karena banyak orang yang live saat memainkannya. College Brawl sendiri sering menampilkan adegan seksual sebagai salah satu cara menyelesaikan misi.
Ternyata main game atau bahkan melihat game dewasa dapat berakibat buruk bagi anak-anak serta remaja. Berdasarkan salah satu jurnal di National Library of Medicine Amerika Serikat, orang yang terpapar teknologi seksual (baik pornografi, game, dan sex tech) erat kaitannya dengan penderitaan mental.
Orang dengan tingkat kecemasan dan depresi yang lebih tinggi lebih cenderung terlibat dalam teknologi seks. Sumber lain dari laman Focus On The Family mengungkap bahwa pornografi hingga konten vulgar mampu mengakibatkan kecanduan hingga menimbulkan pola merusak.
Baca Juga: Tampilkan Situs Porno di Konten Medsos, Transjakarta Minta Maaf: Tak Ada Unsur Kesengajaan
Otak membantu kita memahami apa yang kita ambil melalui panca indera kita. Ia merespons apa yang kita lihat, baca, atau dengar. Pada orang dewasa, setelah menonton pornografi, gagasan tentang seks menjadi tentang konsumsi, bukan hubungan.
Pornografi yang mencakup tontonan video dan game dewasa juga berakibat buruk bagi remaja serta anak-anak. Pada masa remaja, otak mudah dimotivasi oleh imbalan yang dirasakan.
Saat distimulasi, otak melepaskan dopamin ke jalur tersebut. Hal ini menciptakan efek memori dan motivasi yang mengalir. Otak menginginkan lebih dan lebih. Ini sudah masuk dalam kategori untuk kecanduan, impulsif, dan hal baru.
Dopamin sendiri tidak buruk. Ini bisa menjadi hal yang sangat bagus. Faktanya, dopamin membantu motivasi, kesenangan, dan mengatur suasana hati. Namun, jika dopamin dilepaskan akibat pornografi, hal itu merugikan. Hal tersebut menyebabkan otak fokus pada pornografi di atas segalanya.
Bagi otak yang diperbudak, kecanduan pornografi akan menjadi kebutuhan mendasar seperti makanan dan air. Remaja yang kecanduan menjadi tidak dapat melihat gambaran besarnya. Hasrat yang mendesak terhadap pornografi dan kontennya menggantikan empati dalam hubungan cinta.
Baca Juga: Tentara Israel Kena Jebakan Hamas Lewat Video Porno dan Aplikasi Kencan, Sistem Keamanan Dibobol
Pada risiko terburuk, konten vulgar pada game dewasa memancing seseorang agar tak bisa lepas dari pornografi. Itu dapat membuat seseorang menjadi kurang percaya diri, tak dapat merencanakan masa depan, serta rusaknya otak dan daya imajinasi.
Itulah tadi penjelasan mengenai dampak negatif bagi remaja dan anak-anak saat memainkan game dewasa, jangan coba-coba ya!