Suara.com - Kementerian Komunikasi dan Informatika mengumumkan dua terobosan baru. Mereka resmi terjun ke metaverse alias dunia digital tiga dimensi hingga meluncurkan fitur ramah disabilitas di situs resminya.
Wakil Menteri Kominfo Nezar Patria menyebut kalau itu adalah upaya keberpihakan pemerintah hingga menyikapi perkembangan dunia digital.
“Ini merupakan dua karya yang merefleksikan kerja Kementerian Kominfo secara keseluruhan. Pertama baru saja kita lihat peluncuran fitur untuk saudara-saudara disabilitas. Satu lagi bagaimana Kominfo hadir di sebuah jagat digital yang dikenal sebagai Metaverse,” katanya, dikutip dari siaran pers, Rabu (22/11/2023).
Nezar menyebut kalau Kominfo bergabung di platform metaverse milik Telkom, Metanesia. Di sana mereka hadir lewat produk-produk yang ada, termasuk monumen pers.
Baca Juga: Tingkatkan Inklusivitas, Bank Mandiri Buka 10.000 Rekening Tabungan bagi Penyandang Disabilitas
“Platform milik Telkom, metanesia.id di mana Kominfo hadir lewat produk-produk yang ada termasuk Monumen Pers, beberapa produk yang dihasilkan oleh Sekolah Tinggi Multimedia (STMM) di Yogyakarta,” imbuh dia.
Terkait fitur ramah disabilitas, Nezar menyebut kalau hal itu ada di situs resmi Kominfo.go.id. Ia mengatakan kalau hadirnya fitur itu adalah wujud komitmen penyediaan fasilitas publik yang memberikan ruang bagi disabilitas.
Nezar memaparkan, saat ini kaum disabilitas jumlahnya mencapai 8,5 persen dari total populasi di Indonesia. Rincinya, jumlah kaum disabilitas di Indonesia mencapai hampir 23 juta.
"Banyak sekali mengalami diskriminasi. Jadi persoalan disabilitas adalah persoalan hak asasi manusia dan anti diskriminasi, itu yang paling penting,” ucap dia.
Sejauh ini pemerintah terus mengupayakan aksi keberpihakan dalam semua sektor. Bahkan Wamenkominfo mendorong peningkatan kesadaran di pemerintahan, industri, maupun masyarakat secara luas agar memberikan ruang lebih besar kepada disabilitas.
Baca Juga: Deep Fake Mengancam Jelang Pemilu 2024, Wamenkominfo Upayakan Perlindungan Kelompok Rentan
“Sampai hari ini saya kira affirmative action yang dibuat oleh pemerintah masih harus terus ditingkatkan, karena kaum disabilitas yang terserap di dunia tenaga kerja baru sekitar 780 ribu orang atau sekitar 0,23 persen dari total angkatan kerja. Jadi, masih harus banyak perjuangan,” paparnya.
Nezar kemudian bercerita soal pengalamannya dengan kaum disabilitas. Ia menyebut mereka justru memiliki potensi besar.
“Waktu saya kuliah di ITB untuk MBI, dosen saya seorang yang sangat pintar dan sangat cerdas itu tuna netra dan mengajar sama baiknya bahkan lebih baik dari yang normal," kenang dia.
"Jadi ada kelebihan yang dimiliki oleh kaum disabilitas sehingga saya kira Kominfo sudah melakukan langkah yang benar dengan memberikan satu ikon di website kominfo.go.id,” sambungnya lagi.
Wamenkominfo menjelaskan fitur button dan assistive touch akan memudahkan pengakses situs kominfo.go.id yang membutuhkan bantuan khusus dalam mengeksplorasi konten.
“Ini tentu saja suatu langkah yang baik dan kita juga harus bisa memberikan akses yang lebih banyak lagi buat kaum disabilitas sebagai perwujudan dari Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas,” tandasnya.