Tren penting lainnya adalah hacktivisme, yang menjadi lebih umum terjadi sebagai bagian dari konflik geopolitik.
Ketegangan geopolitik menunjukkan kemungkinan peningkatan aktivitas hacktivist, baik yang bersifat destruktif maupun bertujuan menyebarkan informasi palsu.
“Pada tahun 2023, peningkatan signifikan dalam ketersediaan alat AI tidak luput dari perhatian para pelaku APT yang terlibat dalam kampanye ekstensif dan sangat canggih," kata Igor Kuznetsov, Direktur, Tim Riset dan Analisis Global (GReAT) di Kaspersky.
Namun, dia menambahkan, pihaknya mengantisipasi bahwa tren yang akan datang tidak hanya mencakup implikasi AI, melainkan termasuk metode baru untuk melakukan serangan rantai pasokan, munculnya layanan hack-for-hire, eksploitasi baru pada perangkat konsumen, dan banyak lagi.

"Tujuan kami adalah untuk membekali para pemberantas ancaman siber dengan intelijen ancaman tingkat lanjut yang selalu terdepan dalam perkembangan ancaman terkini, meningkatkan kapabilitas mereka untuk menangkis serangan siber secara lebih efektif”, jelasnya.