Suara.com - Awalnya dipandang skeptis karena kekhawatiran akan kecurangan, ChatGPT kini sedang dipertimbangkan untuk diintegrasikan ke dalam ruang kelas.
OpenAI, sebuah perusahaan yang didukung Microsoft, telah menyadari potensi ChatGPT dalam pendidikan dan berupaya memanfaatkan kemampuannya untuk kegiatan belajar mengajar.
Dilansir laman Gizmochina, Minggu (19/11/2023), ChatGPT juga pernah dikhawatirkan dapat membantu para siswa menyontek saat menghadapi ujian.
Kemampuannya menghasilkan respons mirip manusia, dipandang sebagai ancaman terhadap integritas akademik.
Baca Juga: Microsoft Ganti Nama Bing Chat Jadi Copilot, Bersaing dengan ChatGPT?
Namun, perspektif tersebut bergeser ketika para pendidik mulai melihat potensi manfaat AI dalam meningkatkan metode pengajaran dan pembelajaran siswa.
Usulan penggunaan ChatGPT dalam pendidikan membuka banyak kemungkinan. Ini dapat berfungsi sebagai tutor yang dipersonalisasi, menawarkan dukungan yang disesuaikan untuk siswa dengan gaya belajar berbeda.
Bagi guru, ini bisa menjadi asisten yang berharga, membantu pengembangan kurikulum dan menghadirkan elemen kreatif ke dalam kelas, seperti menghasilkan narasi sejarah atau penjelasan ilmiah.
Salah satu manfaat utama ChatGPT adalah sifatnya yang tidak menghakimi, mendorong siswa untuk bertanya tanpa takut malu.
Fitur ini dapat meningkatkan keterlibatan kelas secara signifikan, terutama bagi siswa yang ragu untuk berpartisipasi dalam lingkungan tradisional.
Baca Juga: Apa Itu Character AI? Chatbot yang Bisa Diajak Ngobrol Seru
Namun, integrasi ChatGPT di sekolah bukannya tanpa tantangan. Masalah privasi, terutama bagi anak di bawah umur, memerlukan pertimbangan yang cermat.
Beragamnya undang-undang privasi online di seluruh dunia, memastikan penggunaan AI yang aman dan etis dalam pendidikan sangatlah penting.