BSSN Nilai Perbankan Indonesia Perlu Tingkatkan Deteksi Serangan Siber

Liberty Jemadu Suara.Com
Selasa, 14 November 2023 | 22:20 WIB
BSSN Nilai Perbankan Indonesia Perlu Tingkatkan Deteksi Serangan Siber
Ilustrasi serangan siber (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badan Siber dan Sandi Negara atau BSSN menyarankan industri perbankan di Tanah Air untuk meningkatkan aspek deteksi terhadap serangan siber atau cyber crime.

Direktur Keamanan Siber dan Sandi Keuangan, Perdagangan, dan Pariwisata, BSSN Edit Prima mengatakan perbankan di Indonesia sudah bagus dalam mempersiapkan ketahanan siber, tetapi masih ada pekerjaan rumah di sektor deteksi terhadap ancaman.

"Khusus untuk perbankan ini memang ada PR di aspek deteksi yang tentunya nanti ke depan perlu pengembangan lebih lanjut," kata Edit dalam acara The Finance Executive Forum: The Future of Digitalization And Cyber Crime Mitigation Towards 2045 di Jakarta, Selasa (14/11/2023).

Sepanjang 2023, BSSN telah melakukan asesmen terhadap tingkat kematangan dalam hal ketahanan dunia maya (cyber resilience) industri perbankan. Secara umum, kata dia, perbankan di Indonesia masuk dalam kategori level 4 berdasarkan alat ukur Cybersecurity Maturity atau dalam kategori baik.

Baca Juga: BSSN Minta Perbankan Respon Cepat Jika Ada Peringatan Anomali Internet

"Instrumen penilaian kematangan ini sudah dilaksanakan BSSN sejak 2021, dan sekarang di peraturan OJK yang terbaru diadopsi dan diperkaya yang disesuaikan dengan kebutuhan perbankan sehingga menjadi pegangan dalam penilaian," katanya.

Ia menambahkan, pada 2023 ini, BSSN mencatat sebanyak 160 juta anomali malware. Dari jumlah itu, hampir 1 juta anomali terindikasi ransomware malware.

Anomali ransomware itu, lanjut Edit, juga berdampak lebih jauh pada kebangkrutan perusahaan maupun kerusakan reputasi.

"Jadi tentunya ini juga menjadi PR bersama, termasuk perbankan karena ransomware masih menjadi ancaman yang signifikan," katanya.

Edit berharap industri perbankan dapat meningkatkan teknologi deteksi yang handal agar bisa mencegah dan mengatasi serangan siber sedini mungkin sehingga tidak menimbulkan kerugian yang lebih besar.

Baca Juga: BSSN Bongkar Alasan Kenapa Situs Pemerintah Rentan Kebocoran Data

Sebelumnya Edit juga meminta perbankan untuk cepat merespon saat BSSN melaporkan adanya anomali internet pada sistem dan infrastruktur bank. Edit menjelaskan respon cepat perbankan akan membantu BSSN mengonfirmasi ada atau tidaknya serangan siber.

Ia melanjutkan, data tren anomali trafik internet Indonesia menunjukkan angka yang fantastis terutama pada 2021 sebanyak 1,6 miliar kejadian, selanjutnya pada 2022 sebanyak 976,4 juta kejadian, dan 2023 sebanyak 151,4 juta kejadian.

Sektor perbankan menempati urutan ketiga setelah administrasi pemerintah dan energi sebagai sektor yang terbanyak terkena anomali internet.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI