Suara.com - Ekonomi Digital Indonesia hingga kini masih terjadi kesenjangan (gap) antara kota-kota besar dengan lainnya.
Hal itu terlihat dari jumlah demand dalam laporan e-Conomy SEA 2023 yang dirilis Google Indonesia, Selasa (7/11/2023).
Google Indonesia memberikan banyak masukan untuk menjembatani kesenjangan dari supply dan demand ini.
"Kita melihat dari penggunaan AI, AI dapat mengoptimalisasi contohnya dalam rute delivery. Itu dapat mengurangi cost," terang Country Director Google Indonesia, Randy Jusuf saat ditemui di Jakarta.
Tidak hanya itu, menurutnya, penggunaan teknologi AI juga dapat mengurangi cost melalui cara lain.
"Kita bisa contohkan lagi menggunakan AI untuk mengoptimalisasi inventory, itu juga dapat mengurangi cost," tambah dia.
![Ilustrasi ekonomi digital. [Pexel/Olya Kobruseva]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/07/17/90607-ilustrasi-ekonomi-digital.jpg)
Randy Jusuf pun kembali memberikan masukan untuk mengurangi kesenjangan dalam digital ekonomi di Indonesia.
"Dari sisi inklusi dan partisipasi adalah bagaimana kita dapat membantu meninggikan edukasi dan literalisasi digital," ujarnya.
Bukan tanpa bukti, hal itu bisa dilihat dari program Bangkit yang diadakan Google Indonesia.
Baca Juga: YouTube Disebut Mengajukan Izin e-Commerce, Google Indonesia Beri Penjelasan
"Dari program di Bangkit, sebanyak 62 persen partisipasi dari kota-kota kecil," dia menambahkan.