BMKG Akui Masih Banyak Titik Sesar Pemicu Gempa yang Belum Terpetakan

Liberty Jemadu Suara.Com
Jum'at, 03 November 2023 | 22:11 WIB
BMKG Akui Masih Banyak Titik Sesar Pemicu Gempa yang Belum Terpetakan
Zona berbahaya Sesar Cugenang yang memicu gempa Cianjur pada 21 November 2022. [Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Masih banyak sesar pemicu gempa di Indonesia yang belum terpetakan dan hal ini menjadi tantangan untuk para pakar kegempaan di Tanah Air, agar publik bisa mengantisipasi bencana di masa depan.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono mengatakan pihaknya sampai saat ini masih terus memetakan sesar-sesar pemicu gempa bersama para ahli geologi.

"Kita banyak dikejutkan oleh gempa-gempa yang bersumber dari sesar yang belum terpetakan. Ini menjadi tantangan kita bersama para ahli geologi, tektonik untuk memetakan seluruh gempa yang belum terpetakan," kata Daryono dalam dialog mitra BMKG, Jumat (3/11/2023).

Dia mencontohkan gempa kota Ambon, Maluku, pada 2019, gempa Ampana (Sulawesi Tengah, 2021), dan gempa Cianjur (Jawa Barat, 2022) sebagai beberapa bencana yang sesar gempanya belum terpetakan sebelumnya.

Baca Juga: BMKG Pastikan Potensi Tsunami Selatan Jawa Tak Akan Berakhir

Daryono juga menyebut adanya kewaspadaan terhadap fenomena gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat pada 2018 yang terjadi terus menerus dengan kekuatan 6,5 magnitudo, 6,9 magnitudo hingga 5,7 magnitudo yang memicu titik sesar aktif di sekitarnya.

"Kita menyaksikan banyak gempa-gempa yang belum terpetakan di luar prediksi para ahli dan berdampak besar," katanya.

BMKG secara aktif mengumpulkan pola-pola gempa sebagai langkah mitigasi risiko meminimalisir banyaknya korban jiwa. Hal itu dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab BMKG sebagai salah satu tanggap bencana untuk memantau peningkatan aktivitas.

"Setiap ada gempa kita kumpulkan dan pola-pola itu sudah ada bahwa daerah itu pernah ada terjadi gempa ada peningkatan kegempaan," ujarnya.

Daryono juga menekankan pentingnya membangun kesadaran dan pemahaman masyarakat terkait potensi gempa di Tanah Air. Sosialisasi ke masyarakat terus dilakukan sebagai upaya mitigasi risiko bencana.

Baca Juga: Kantor Bupati Kupang Rusak Diguncang Gempa Magnitudo 6,6

BMKG juga terus menyusun peta ancaman gempa dan tsunami seperti kesiapsiagaan petugas, masyarakat hingga latihan dan jalur evakuasi untuk bencana.

"Yang pasti harus memahami peta ancaman bahaya itu dan itu bisa dibuat oleh BMKG," ucapnya. [Antara]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI