Suara.com - Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Budi Arie Setiadi mengaku sudah bertemu empat operator seluler untuk membahas insentif 5G di Indonesia. Mereka adalah Telkomsel, Indosat, XL Axiata, hingga Smartfren.
"Kami sudah berbicara tentang bagaimana alternatif-alternatif skema-skema untuk pemberian insentif (5G) kepada operator seluler untuk meningkatkan kecepatan bandwidth kita," katanya saat konferensi pers di Kantor Kominfo, Kamis (2/11/2023).
Pemberian intensif ini disebut Budi Arie demi menambah kecepatan internet di Indonesia.
"Kalau kita lebih cepat, internet kita lebih bagus," sambung dia.
Baca Juga: Kominfo Tepis Isu Aliran Dana Judi Online ke Partai Politik: Semua Sudah Kami Tutup
Sayang Budi Arie belum menjelaskan soal bentuk insentif 5G kepada para operator karena itu masih dikaji. Tapi dia memastikan kalau hal itu sudah didiskusikan kedua pihak.
Menkominfo pun blak-blakan kalau investasi jaringan 5G memerlukan biaya mahal. Berbanding terbalik dengan jumlah penggunanya saat ini yang disebutnya baru 5 persen.
"5G itu investasinya mahal. Sementara yang memakai 5G, menurut opsel (operator seluler), itu baru 5 persen. Jadi kalau (5G) dipercepat, penggunaannya belum maksimal," beber dia.
Alasan Kominfo masih belum memutuskan soal insentif 5G karena mereka masih memiliki banyak program prioritas. Tapi dia berjanji insentif 5G akan segera ditentukan dalam waktu dekat.
"Mudah-mudahan bulan depan sudah kelihatan gambarannya ya, karena kami juga lagi mengkaji kebutuhan-kebutuhan infrastruktur digital dan kecepatan untuk menuju Indonesia Digital 2030," urai dia.
Baca Juga: Kominfo Restui Jika TikTok Shop Mau Balik Lagi ke Indonesia, Tapi Ada Syaratnya
Lebih lanjut Budi Arie memastikan kalau pihak Kominfo tidak memiliki rencana untuk mematikan layanan 2G. Sebab jaringan itu masih dipakai untuk komunikasi via suara alias telepon.
"(2G dimatikan) itu tergantung kebutuhan. Ada keperluan dan masih ada orang yang masih pengin memakai suara saja," jelasnya.