Suara.com - Senjata nuklir terus menimbulkan ancaman terhadap keamanan global.
Keberadaan alat-alat perusak ini di tangan berbagai negara, meningkatkan ketegangan dan kekhawatiran mengenai potensi penyalahgunaan atau pencurian.
Upaya untuk mengendalikan dan memantau senjata-senjata ini telah dilakukan selama beberapa dekade, namun tugas ini rumit, mengingat sifat rahasia persenjataan nuklir.
Baru-baru ini, para ilmuwan telah menemukan solusi baru dan menarik untuk meningkatkan pemantauan hulu ledak nuklir – dengan menyimpannya di ruang cermin.
Baca Juga: Apakah Monster Loch Ness Itu Ada? Para Ilmuwan: Kusangka Hewan Prasejarah Ternyata Belut
Dilansir laman Gizmochina, Rabu (1/11/2023), kebutuhan untuk meningkatkan pemantauan senjata nuklir telah menghasilkan solusi unik dan inovatif: cermin dan gelombang radio.
Para peneliti dari Institut Keamanan dan Privasi Max Planck telah mengembangkan sistem untuk melacak pergerakan objek di dalam ruangan dari jarak jauh menggunakan cermin dan gelombang radio.
Teknologi ini dirancang untuk meningkatkan pemantauan persediaan hulu ledak nuklir dan memastikannya tetap aman.
Senjata nuklir menimbulkan tantangan keamanan global yang berkelanjutan, dimana sembilan negara secara kolektif memiliki sekitar 12.700 hulu ledak.
Senjata-senjata ini biasanya disimpan di bunker militer yang sangat aman, sehingga sulit untuk memverifikasi keberadaan, jumlah, atau pergerakan tidak sah.
Baca Juga: Heboh Jepang Buang Limbah Air Nuklir Ke Laut, Bahayanya Apa Saja?
Sistem cermin dan gelombang radio melibatkan penempatan 20 cermin yang dapat disesuaikan di samping hulu ledak nuklir di brankas penyimpanan, dengan dua antena sebagai bagian dari pengaturannya.
Satu antena memancarkan gelombang radio yang memantul dari cermin, menciptakan pola pantulan unik yang terdeteksi oleh antena lainnya.
Dengan menganalisis pola-pola ini, sistem dapat menentukan lokasi objek di dalam ruangan, mendeteksi pergeseran kecil pada posisinya.
Salah satu keunggulan utama sistem ini adalah tidak bergantung pada saluran komunikasi yang aman atau perangkat keras yang tahan terhadap gangguan, sehingga lebih tahan terhadap potensi ancaman atau upaya gangguan.
Dalam praktiknya, organisasi internasional seperti Badan Energi Atom Internasional (IAEA) dapat memasang sistem cermin dan antena di dalam bunker nuklir.
Sistem ini mengukur gelombang radio yang dipantulkan dari cermin, menciptakan sinyal “sidik jari” unik yang disimpan dalam database aman.
Pemerintah atau entitas yang mengendalikan timbunan nuklir kemudian dapat mengukur sinyal gelombang radio yang direkam oleh antena detektor mereka dan membandingkannya dengan sidik jari awal untuk mendeteksi pergerakan yang tidak sah.
Meskipun tidak sepenuhnya mudah, sistem inspeksi inovatif ini menjanjikan peningkatan pengendalian senjata nuklir dan memiliki potensi penerapan di berbagai sektor.