"Berarti terjadi peningkatan hampir 10 kali lipat hoaks dibandingkan tahun lalu," ungkap Budi Arie dalam siaran pers, dikutip Minggu (29/10/2023).
Data dari Kementerian Kominfo sendiri menunjukkan kalau hoaks Pemilu 2024 ini paling banyak ditemukan dari Facebook, aplikasi media sosial yang dimiliki Meta.
"Catatan kami menunjukkan penyebaran hoaks dan disinformasi terkait pemilu paling banyak ditemukan di platform facebook yang Meta kelola. Saat ini kami telah mengajukan take down 454 konten kepada pihak Meta,” beber dia.