Suara.com - Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Budi Arie Setiadi mengakui kalau kecepatan internet di Indonesia masih lelet ketimbang negara-negara maju.
Menkominfo menyatakan, kecepatan internet rata-rata di Indonesia masih di angka 22 Mbps. Berbeda dengan di negara-negara maju yang kecepatan internet bisa mencapai 100 Mbps bahkan lebih.
"Untuk mewujudkan visi Indonesia Maju 2045, kita perlu melakukan akselerasi konektivitas," kata Budi Arie, dikutip dari siaran pers Kominfo, Kamis (26/10/2023).
Demi meningkatkan kecepatan konektivitas internet di Indonesia, Budi Arie menyebut ada beberapa hal yang perlu dilakukan seperti meningkatkan kapasitas, jangkauan (coverage), dan kualitas infrastruktur telekomunikasi.
"Kita telah meluncurkan satelit Satria-1, yang tahun depan sudah mulai beroperasi,” imbuhnya.
Menteri Budi Arie menilai kalau konektivitas memiliki peran yang sangat penting di Tanah Air. Konektivitas yang cepat dan merata akan membuka peluang bagi masyarakat serta pelaku usaha untuk memanfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing.
“Menurut penelitian Google, setiap sepuluh persen peningkatan kecepatan internet, mampu menyumbang satu persen GDP growth. Jadi betapa signifikannya peningkatan kecepatan internet ini sumbangsihnya bagi pertumbuhan ekonomi nasional,” beber dia.
Selain konektivitas, Budi Arie menjelaskan transformasi digital mencakup empat pilar utama yaitu infrastruktur, pemerintahan, ekonomi, dan masyarakat digital. Empat pilar ini harus berjalan secara sinergis agar transformasi digital di Indonesia dapat berjalan dengan lancar.
Kendati begitu, transformasi digital ini diprediksi dapat menimbulkan konsekuensi tersendiri yakni perubahan perilaku dan budaya masyarakat. Menurutnya, masyarakat harus dibekali dengan literasi digital agar dapat menggunakan ruang digital secara bijak, ramah, sejuk, dan bersahabat.
“Jangan sampai kita bergaul offline sopan, di online tidak karuan. Ini pekerjaan kita untuk meningkatkan literasi,” tandasnya.