Suara.com - Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi alias Bakti Kementerian Kominfo memastikan rencana pembangunan infrastruktur digital yaitu Satelit Republik Indonesia-2 atau Satria 2 dan Palapa Ring Integrasi tetap berlanjut.
Dirut Bakti Fadhilah Mathar mengatakan Satria-2 masuk dalam Greenbook Bappenas, karena sudah jadi kebutuhan mutlak Indonesia sebagai negara kepulauan.
"Ini tidak semuanya bisa diselesaikan dengan pendekatan teresterial. Jadi wilayah yang tidak ter-cover solusi teresterial kami lakukan dengan pendekatan satelit," kata Fadhilah di Jakarta, Selasa.
Bahkan untuk proyek Palapa Ring Integrasi yang menjadi Program Strategis Nasional (PSN) saat ini, tengah dalam tahapan feasibility study atau uji kelayakan oleh Satuan Tugas Bakti Kominfo.
Baca Juga: Kejagung Tetapkan Edward Hutahaean Tersangka Baru Kasus Korupsi BTS BAKTI Kominfo
Menurut dia, uji kelayakan untuk proyek Palapa Ring Integrasi tersebut dilakukan agar jaringan komunikasi berbasis fiber optik itu nantinya tidak hanya menjadi jaringan tulang punggung (backbone) saja, tapi juga menjadi jaringan backhaul.
Secara sederhana, backhaul itu memungkinkan jaringan komunikasi tersebut bisa sampai bahkan hingga ke masyarakat secara langsung, sehingga harapannya konektivitas digital bisa semakin inklusif.
Terkait pembiayaannya, Fadhilah mengatakan untuk Palapa Ring Integrasi yang merupakan PSN akan diajukan langsung kepada Kementerian Keuangan dan Bappenas.
Sementara, untuk Satria-2 masih dalam tahapan pengkajian ulang agar proyek tersebut tidak akan melanggar baik dari sisi regulasi, administrasi negara, hingga keuangan negara.
Sebelumnya Fadhilah mengatakan Satelit Satria-1 yang sudah mengudara akan fokus melayani 37.000 fasilitas publik di Tanah Air. Jumlah itu turun dari rencananya sebelumnya yang mencapai 150.000 titik.
Baca Juga: Pengamat Nilai Kejagung Sudah Tepat Seret Johnny Plate Cs Dalam Kasus Korupsi BTS
"Untuk 2023-2024, kami fokus di 37.000 titik layanan publik," kata Fadhilah.
Adapun pada rencana awal SATRIA-1 diproyeksikan dapat menghadirkan layanan internet untuk 150.000 titik fasilitas publik. Namun, jelang peluncurannya pada Juni 2023, jumlah layanannya turun menjadi 50.000 titik.
Setelah adanya diskusi dengan lintas kementerian teknis dan pemerintah daerah yang akan menerima layanan SATRIA-1 didapati bahwa hasil kapasitas satelit itu ternyata hanya bisa optimal untuk 37.000 titik.
Hal itu disebabkan karena aplikasi yang akan digunakan untuk setiap fasilitas publik rupanya memakan bandwith atau kapasitas internet yang cukup besar. [Antara]