Suara.com - Proyek Hot Backup Satellite (HBS) senilai Rp 5,2 triliun resmi dihentikan Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi Kementerian Komunikasi dan Informatika alias BAKTI Kominfo. Padahal satelit ini belum sempat meluncur ke angkasa.
"Diterminasi ya, dihentikan," kata Menkominfo Budi Arie Setiadi saat konferensi pers di Kantor Kominfo pada Jumat (20/10/2023) kemarin.
Budi Arie menyebut kalau keputusan itu adalah hasil keputusan Satgas BAKTI Kominfo. Sayang dia tidak merinci alasan lebih lanjut soal dihentikannya proyek tersebut.
"Tim Satgas BAKTI Kominfo menilai ini perlu dihentikan. Nanti dijelaskan," ucapnya singkat.
Baca Juga: Kominfo Mulai Buru Streamer Game yang Disawer Situs Judi Online
Satelit HBS adalah proyek satelit cadangan (back up) untuk proyek Satelit Republik Indonesia alias Satelit Satria 1. Nah satelit ini direncanakan mengudara bersamaan dengan Satelit Satria pada akhir tahun ini.
Proyek Satelit HBS itu ditujukan sebagai mitigasi atas risiko apabila terjadi gagal luncur sekaligus menyediakan kapasitas cadangan sebelum Satria 1 beroperasi optimal, sebagaimana dikutip dari siaran pers BAKTI Kominfo, Minggu (22/10/2023).
Satelit Satria 1 sendiri berhasil diluncurkan pada 18 Juni 2023 di Florida, Amerika Serikat. Saat ini satelit itu sedang dalam perjalanan menuju orbitnya di 146 derajat Bujur Timur.
Alasan BAKTI Kominfo hentikan proyek Satelit HBS
Ketua Satgas BAKTI Kominfo, Sarwoto Atmosutarno menjelaskan kalau anggaran proyek satelit HBS Rp 5,2 triliun ini bakal direalokasikan untuk prioritaskan perluasan dan peningkatan akses konektivitas digital nasional.
"Hal tersebut mengingat pentingnya BAKTI untuk memanfaatkan keterbatasan sumber daya finansial dalam menuntaskan target-target inklusi digital," kata Sarwoto dalam siaran pers BAKTI Kominfo.
Baca Juga: Cerita Budi Arie Saat Awal Jabat Menkominfo: Banyak PNS Main Judi Online
Sesuai tugasnya dalam memberikan arahan dan rekomendasi kepada BAKTI Kominfo, Satgas BAKTI telah mengkaji usulan dan menyetujui pengakhiran lebih awal Kontrak HBS.
Hal ini dipertimbangkan setelah aspek urgensi, anggaran, kemajuan kontrak, dan risiko operasional SATRIA 1 yang telah meluncur dengan sukses dianalisis oleh Manajemen BAKTI.
"Satuan Tugas BAKTI Kominfo telah menerima dan memberi rekomendasi terkait governance, risk, and compliance atas pengakhiran kontrak hot backup satellite yang disampaikan oleh Direktur Utama BAKTI Kominfo (19 Oktober 2023)," beber dia.
Sarwoto menegaskan kalau pentingnya BAKTI untuk mempedomani aspek tidak adanya kerugian negara yang timbul akibat pengakhiran kontrak HBS tersebut.
"Satu hal yang juga harus jadi pertimbangan adalah bahwa kita harus fokus kepada SATRIA 1 yang akan banyak menyita energi dan tidak boleh gagal dalam pelaksanaannya," ucapnya.
"Satelit SATRIA-1 ini akan segera beroperasi awal 2024 sehingga kita akan sangat sibuk sekali dengan bagaimana memanfaatkannya secara optimal, baik untuk kapasitas space segment ataupun ground segment. Jangan sampai kita tidak fokus,” tandas dia.